Jakarta (ANTARA News) - Partai Golkar dan PDIP sepakat untuk membentuk tim yang bertugas membahas lebih detil kemungkinan koalisi kedua partai dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2009.

Demikian hasil pertemuan antara Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla dan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri di Jakarta, Jumat malam.

Turut dalam pertemuan di kediaman Megawati tersebut Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufik Kiemas, Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Surya Paloh, Sekjen PDIP Pramono Anung, dan Sekjen Partai Golkar Soemarsono.

Kepada pers, usai pertemuan yang berlangsung 1 jam 10 menit tersebut, Kalla mengatakan, secara prinsip kedua pihak sudah sepakat bagaimana kebersamaan akan dibangun lebih lanjut yakni melalui tim yang segera dibentuk.

"Nanti kami bicarakan berdua hasil tim ini," kata Kalla yang diberi kesempatan menyampaikan hasil pertemuan terlebih dulu.

Sementara itu, Megawati mengatakan ada satu hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja dalam proses membangun koalisi antara Golkar dan PDIP, yakni posisi keduanya yang saat ini bertolak-belakang. Partai Golkar berada di pemerintahan, sementara PDIP dalam posisi oposisi.

"Ini juga untuk memberi pendidikan politik bagi rakyat bahwa membangun koalisi juga harus membangun hal-hal baru dalam tata pemerintahan," katanya.

Selama tim membicarakan kemungkinan koalisi, kedua pihak juga bersepakat untuk sering bertemu.

Ketika ditanya soal posisi calon presiden dan calon wakil presiden, mengingat baik Kalla maupun Megawati telah ditetapkan sebagai capres oleh masing-masing partai, Kalla meminta semua pihak bersabar.

"Ini baru tahap pembicaraan awal, nanti tentu sampai pada kesimpulan," katanya.

Megawati pun mengisyaratkan posisinya sebagai capres bisa saja berubah. Menurut dia, rapat kerja nasional yang akan digelar PDIP dalam waktu dekat, seperti yang sudah-sudah, merupakan forum untuk evaluasi.

"Mengenai pilpres, siapa capres siapa cawapres, saya pernah guyon (bercanda), karena semua pingin jadi capres doakan saja agar nanti terwujud siapa jadi capres siapa jadi cawapres," katanya.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009