Mexico City (ANTARA News) - Orang-tua membatalkan pestanya, pengunjung klub malam ditolak dan warga memilih menyewa DVD saat penduduk Mexico City berdiam di dalam rumah pada akhir pekan di tengah ketakutan serius akan flu babi.

Ibukota negara Mexico membatalkan kegiatan masyarakat dan menutup bar serta restoran guna berusaha menghentikan penyebaran virus flu baru yang telah menewaskan sampai 68 orang di negara tersebut dan menulari sedikitnya delapan orang di Amerika Serikat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan penyebaran flu babi itu dapat menjadi wabah global, dan menyiagakan dinas kesehatan di seluruh dunia.

Kaki-lima lengang di bagian tengah Mexico City, yang membentang di kota metropolitan tersebut, yang menjadi tempat tinggal sebanyak 20 juta orang dan tempat kebanyakan kematian akibat flu babi dikonfirmasi telah terjadi.

Suara kicau burung terdengar jelas di seluruh taman Chapultepec, yang nyaris kosong dan biasanya dikelilingi oleh suara banyak keluarga yang menikmati bersepeda dan naik perahu.

Saat jutaan orang lagi secara tak biasa berdiam di dalam rumah, kios penyewaan DVD menghadapi banyak permintaan.

"Satu ton orang telah berdatangan. Mereka datang dan menyewa tiga film sekaligus karena mereka tahu mereka akan berdiam di dalam rumah sepanjang akhir pekan," kata Manuel Garcia (28), pegawai di toko penyewaan DVD di wilayah Polanco.

Judul yang paling dicari adalah film bencana dan film mengenai wabah seperti film tahun 2008 "Blindness", yang menggambarkan orang di seluruh dunia kehilangan penglihatan mereka akibat infeksi yang tak diketahui, katanya.

Tak ada kematian akibat flu baru yang telah didaftar di ibukota Mexico tersebut sejak Jumat (24/4), ketika pihak berwenang mengkonfirmasi flu itu telah menewaskan 20 orang dan diduga menjadi penyebab 48 kematian lain. Sejauh ini, 1.004 kasus yang diduga berkaitan dengan flu tersebut telah dilaporkan di seluruh Mexico.

"Kami berusaha menghindari membawa anak-anak ke tempat umum, tempat ada banyak orang. Biasanya, kami membawa mereka ke taman atau pesta tapi kami ingin menghindari resiko tertular," kata Angelina Guttierrez, seorang ibu dua anak yang berencana menghabiskan sebagian besar akhir pekannya di rumah di kabupaten Narvarte.

Pasar swalayan lebih sibuk daripada biasanya dan banyak orang dengan panik membeli barang keperluan di beberapa toko. Miguel Rivera (38), seorang staf pemasaran, mendorong kereta belanja yang berisi 60 liter air.

"Ini hanya buat jaga-jaga, kalau-kalau keadaan bertambah buruk dibandingkan dengan yang mereka katakan kepada kami," katanya.

Salah satu tempat pertandingan sepak bola paling terkenal di dunia, Aztec Stadium, lengang pada Ahad, ketika tim tuan rumah America menjamu pesaingnya galam liga, Tecos. Penggemar dilarang memasuki bangunan raksasa tersebut, yang dapat menampung 105.000 orang, guna menghindari penyebaran flu itu.

Sekolah di ibukota negara tersebut diperintahkan tutup pada Jumat untuk pertama kali sejak gempa 1985, yang menewaskan sebanyak 10.000 orang. Semua sekolah itu mungkin tetap tutup pekan terakhir April.

Kementerian Kesehatan negeri tersebut memperingatkan warga agar tak menyentuh atau mencium sewaktu saling menyapa, tindakan yang sulit dilakukan di negara tempat orang tak terlalu saling kenal sekalipun berpelukan atau menempelkan pipi saat saling menyapa.

Jemaat di satu gereja Katholik di ibukota Mexico menahan diri dari saling berjabat tangan saat mereka menyampaikan perdamaian, yang sudah menjadi tradisi saat misa.

Petugas mendatangi bar dan restoran pada Jumat malam, dan menyuruh pengunjung agar pulang serta pemilik agar tutup.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009