Medan (ANTARA News) - Investasi eksploitasi minyak dan gas pada tahun ini naik sebesar 2,2 miliar dolar AS dari tahun lalu yang sebesar 11,53 miliar dolar AS dan kondisi membaik itu menunjukkan Indonesia cukup kondusif.

"Peningkatan investasi itu dipicu oleh bertambahnya kegiatan di lapangan dan termasuk biaya operasi," kata Kepala Divisi Humas, Sekuriti, Formalitas dan Perwakilan BP Migas, Amir Hamzah, di Medan, Senin.

Meningkatnya kegiatan di lapangan itu ditandai dengan meningkatkan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang sudah disetujui untuk melakukan eksplorasi, eksploitasi yang akhirnya diharapkan menghasilkan produksi.

Menurut dia, rata-rata peningkatan kontrak untuk migas per tahun sebanyak 20 kontrak.

Pada 2008, misalnya jumlah KKKS pada wilayah kerja (WK) baru bertambah 41 kontrak,

"Investas itu semakin menguntungkan apabila kontraktor bisa memanfaatkan "local content," katanya

BP Migas sendiri sudah memanfaatkan konten lokal antara lain dengan melakukan penyimpanan dana perbaikan lingkungan di perbankan nasional.

"Atas kebijakan itu, KPK memberikan penghargaan kepada tujuh perusahaan kontraktor migas yang menyimpan dananya sekitar 70 juta dolar AS di dalam negeri," katanya.

BP Migas juga sudah melakukan memorandum of understanding (MoU) dengan Menristek untuk memanfaatkan teknologi-teknologi hasil temuan universitas seperti mesin hydro dinamic dari BPT Jatim.

BP Migas dan perusahaan migas juga mengupayakan penggunaan sumber daya manusia (SDM) lokal termasuk pekerja yang terkena PHK.

Kepala Dinas Perwakilan BP Migas Sumbagut, Muliawan, mengatakan, upaya mendorong peningkatan investasi migas juga dilakukan dengan mengembangkan pengusaha lokal.

Untuk itu, sebelum melakukan eksplorasi hingga eksploitasi, harus dilakukan sosialisasi terlebih dahulu khususnya ke pemda di lokasi wilayah kerja sehingga ada kesamaan pandangan mengenai apa yang dilakukan di wilayah kerja itu.

Dengan ada kesamaan pandangan, maka diharapkan proyek migas tidak terganggu seperti dalam pembebasan lahan.
(*)

Pewarta: adit
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009