Brisbane (ANTARA News) - Sejak merebaknya virus flu babi yang telah menewaskan sedikitnya 149 orang di Meksiko, Australia "masih aman" namun negara itu memperketat pemeriksanaan karantina di berbagai bandar udara internasionalnya sebagai bagian dari langkah antisipatif.

Hingga Selasa siang pukul 13.00 waktu Brisbane, berbagai media setempat melaporkan, belum ada satu pun kasus virus flu babi yang dikonfirmasi di Australia namun ditemukan 14 orang warga yang dicurigai menderita gelaja flu di negara bagian Queensland, lima orang di New South Wales, dan dua orang lainnya di Tasmania.

ABC melaporkan, otoritas di berbagai bandar udara internasional Australia juga menerapkan pemeriksaan karantina yang ketat dan para pilot serta awak pesawat yang baru tiba dari Benua Amerika diminta melapor ke pihak terkait Bandara jika ada penumpangnya yang menderita gejala flu yang mencurigakan.

Pemerintah Australia juga membuka saluran khusus flu babi bagi masyarakat melalui nomor telepon 1802007.

Sementara itu, dua warga Tasmania yang dicurigai menderita gelaja flu setibanya dari penerbangan dari Amerika Serikat dan Meksiko sudah diisolasi di rumah untuk mengurangi kontak langsung dengan masyarakat.

Kepala Pemerintah Negara Bagian (premier) Queensland, Anna Bligh, seperti dikutip AAP, telah mengaktifkan rencana pencegahan pandemi flu babi sebagai langkah aktisipatif terhadap kemungkinan terburuk.

Ia mengatakan, jika kondisi memburuk, ia akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan, termasuk membatalkan pagelaran acara-acara masyarakat. Sejauh ini, dilaporkan ada 14 orang warga Queensland yang menderita gejala flu yang mencurigakan.

Dua di antaranya adalah penumpang pesawat Qantas dari Los Angeles yang tiba di Brisbane, Selasa pagi. Mereka dilaporkan menderita sakit selama 24 jam terakhir setelah kontak dengan orang-orang di Meksiko. Keduanya dibekali obat Tamiflu.

Virus flu babi yang dilaporkan mulai berjangkit di Meksiko 13 April lalu telah telah menyebar ke Amerika Serikat (AS), Kanada, Skotlandia, Spanyol, Israel dan Korea Selatan.

Selain menewaskan 149 orang di Meksiko, virus mematikan ini juga telah merenggut nyawa 20 orang di AS dan enam orang di Kanada. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009