Kediri (ANTARA News) - Dinas Kehewanan Kabupaten Kediri, Jawa Timur memantau dengan seksama pendistribusian babi untuk menghindari meluasnya wabah flu babi ke daerah itu.

"Kami memeriksa dengan seksama distribusi babi, terutama ke luar daerah, untuk mengantisipasi virus flu babi yang kemungkinan terjadi," kata Kasubdin Kesehatan Hewan, Dinas Kehewanan Kabupaten Kediri, drh. Munfarid, Selasa.

Munfarid yang ditemui usai kegiatan pemantauan dan sosialisasi di Desa Segaran, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri itu mengatakan, penularan virus tersebut setidaknya perlu mendapat perhatian serius.

Terlebih, di wilayah Kediri, populasi babi cukup banyak, yakni mencapai lima ribu ekor lebih, yang tersebar di Ngancar, Wates, Pare, Grogol, dan Kras.

"Kami secara intensif meminta kepada para peternak babi, agar para peternak melakukan upaya vaksinasi serta penyemprotan massal, baik ketika didistribusikan maupun dalam peternakan," kata Munfarid.

Untuk itu, pihaknya sudah mempersiapkan petugas khusus di pos kesehatan, terutama di pasar tradisional, untuk melakukan "disinfektan", mencegah penularan penyakit.

Dalam kegiatan tersebut, selain memantau langsung kesehatan ternak babi, juga melihat langsung tingkat kesehatan ternak tersebut. Mereka berharap, para pemilik ternak, selain mempertimbangkan keuntungan pribadi, juga unsur kesehatannya.

Flu babi adalah penyakit pernapasan babi yang disebabkan virus influenza tipe A, yang sering menyebabkan wabah influenza di babi, dengan angka kematian rendah. Sebagian besar wabah terjadi pada akhir musim dingin dan bulan-bulan di mana juga terjadi wabah flu pada manusia.

Walaupun selama ini, virus yang memang sudah pernah ada dan hanya menjangkiti ternak babi tersebut belum pernah bermutasi dan menular pada manusia, pemerintah berupaya mencegahnya, salah satunya dengan upaya "disinfektan" atau penyemprotan massal.(*)

Pewarta: anton
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009