New York, (ANTARA News) - Harga minyak mentah berakhir "mixed" (beragam) tipis pada Kamis waktu setempat, karena para investor melihat sinyal suram pemulihan terhadap menggelembungnya persediaan minyak di Amerika Serikat yang terpukul resesi, negara konsumen energi terbesar di dunia.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Juni, naik 15 sen dari penutupan Rabu, menjadi mantap pada 51,12 dolar AS per barel, demikian dikutip dari AFP.

Di London, minyak mentah "Brent North Sea" untuk penyerahan Juni menyusut dua sen menjadi ditutup pada 50,80 dolar AS per barel.

Pasar minyak, yang belakangan ini telah mengambil petunjuk dari pasar saham untuk prospek pemulihan ekonomi dan permintaan minyak, hanyut dalam lautan ketidakpastian.

Kenaikan awal karena pasar saham Eropa dan AS meningkat hanya memberikan jalan, akibat saham Wall Street kehilangan momentum pada akhir perdagangan.

Pasar saham tampak "tertusuk dalam sebuah kisaran perdagangan hingga berlanjutnya berita tentang keadaan ekonomi," kata Adam Sieminski dari Deutsche Bank.

"Apa yang beberapa orang sedang cari adalah sebuah kecenderungan, namun ini sukar untuk dipahami hingga kami mengetahui lebih banyak tentang virus flu babi, ketenagakerjaan, dan krisis kredit," tambah dia.

"Pasar saham adalah sebuah indikator utama dari ekonomi, dan ekonomi mengatakan kepada anda apa permintaan untuk minyak yang akan terjadi," kata Sieminski, namun mencatat bahwa potensi kekecewaan "masih sangat tinggi."

"Untuk sepasang dari harga bulanan minyak tampak bergerak dengan pasar saham, tetapi kami melihat melemahnya konsumsi dan tingginya persediaan," kata James Williams dari WTRG Economics.

"Melihat pada pasar saham untuk mengetahui apakah permintaan dan pasokan dalam 30 hari menjadi tidak rasional," tambah dia.

Pasar minyak berada di bawah tekanan dari indikator-indikator AS yang menggarisbawahi dalamnya permasalahan dalam ekonomi AS, yang terperosok ke dalam resesi pada Desember 2007.

Sehari setelah pemerintah melaporkan ekonomi mengalami kontraksi tahunan 6,1 persen pada kuartal pertama, hampir seburuk kontraksi 6,3 persen dalam kuartal sebelumnya, data resmi menunjukkan kecenderungan menggelisahkan dalam angka pengangguran dan belanja konsumen.

Jumlah orang yang menerima manfaat asuransi pengangguran naik untuk kali ke-13 pekan berturut-turut ke posisi tertinggi baru selama ini pada 6,271 juta, menurut Departemen Tenaga Kerja AS .

Klaim baru untuk manfaat asuransi pengangguran AS turun pada pekan lalu, namun masih di atas 600.000, dimana mereka telah tertusuk hampir tiga bulan.

Dengan tingginya kegelisahan pekerja, konsumen AS mengurangi belanja yang menggerakkan dua pertiga aktivitas ekonomi dalam waktu normal, Departemen Perdagangan melaporkan.

Belanja konsumen AS jatuh 0,2 persen pada Maret, setelah dua bulan meningkat karena tingkat pendapatan warga Amerika menurun, data menunjukkan.

Menurut data Departemen Energi AS (DoE) terakhir yang dipublikasikan Rabu, permintaan minyak AS turun 6,8 persen dari setahun terdahulu, meski harganya turun tajam dari levek tertinggi selama ini di atas 147 dolar AS per barel pada Juli tahun lalu.

Data juga menunjukkan persediaan minyak mentah AS meningkat lagi ke posisi tertinggi mereka dalam 19 tahun terakhir.

Mike Fitzpatrick dari MF Global menunjuk "beberapa elemen yang mengganggu fundamental pasar minyak".

"Perusahaan-perusahaan sedang menyimpan sebuah rekor volume minyak di laut," kata Fitzpatrick, mengutip estimasi sama tinggi dengan 100 juta barel minyak mentah dan barangkali 25 juta barel dari produk penyulingan.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2009