Jakarta, (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat sore masih tersungkur meski tekanan pasar berkurang karena pelaku pasar khawatir atas aksi demo pekerja pada hari buruh sedunia.

"Akibatnya kegiatan perdagangan pasar uang domestik melesu, karena pelaku besar yang aktif bermain tidak muncul di pasar, mereka cenderung berdiam diri," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Jumat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun menjadi Rp10.605/10.705 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.580/10.590 atau turun 25 poin.

Rully Nova mengatakan, koreksi harga terhadap rupiah dinilai wajar setelah mengalami kenaikan cukup tajam mendekati angka Rp10.500 per dolar.

"Kami optimistis rupiah akan bisa mencapai angka batas psikologis Rp10.500 per dolar, apabila kondisi positif itu kembali menyelimuti rupiah," ucapnya.

Rupiah, lanjut dia, sebenarnya masih berpeluang menguat karena pelaku masih ingin membeli rupiah akibat meningkatnya kepercayaan investor terhadap pasar Indonesia yang dinilai memberikan keuntungan yang lebih baik.

Namun kekhawatiran pelaku pasar terhadap aksi demo buruh mengakibatkan mereka lebih baik melepas rupiah dan membeli dolar, namun transaksi lepas rupiah pada sore ini relatif agak berkurang, katanya.

Menurut dia, rupiah pada minggu depan kemungkinan akan kembali menguat karena aksi demo buruh itu hanya terjadi pada hari ini dan pada minggu depan kemungkinan respons pasar akan kembali membaik.(*)

 

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2009