Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Menteri Keuangan Jepang Kaoru Yosano menyatakan negaranya sangat berharap stabilitas keuangan dan moneter kawasan Asia-Pasifik mantap, sehingga program perbaikan keadaan keuangan dunia terbantu.

Hal itu menjadi salah satu pokok pernyataan pemerintah Jepang dalam pernyataan pers bersama 10 menteri keuangan negara ASEAN plus tiga di Nusa Dua, Bali, Minggu petang.

Hadir dalam pertemuan itu Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Thailand Korn Chatikavanij, yang menjadi ketua bersama pertemuan bersama mitranya, Menteri Keuangan Korea Selatan Jeungheun Yoon, Menteri Keuangan Brunei Darussalam Dato Ali Apong, Menteri Keuangan Laos Somdy Donangdy, Menteri Keuangan Myanmar Hia Thein Swe, Menteri Keuangan Pilipina Margarito Teves, Menteri Keuangan Singapura Tharman Shanmugatharam, Menteri Keuangan Vietnam Nguyen Van Gien, dan Menteri Keuangan Cina Xuren Xie.

Sebelum pernyataan pers bersama itu, Sri Mulyani bersama Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu memberi keterangan pers di tempat sama. "Penerjemahan pelaksanaan Prakarsa Chiang Mai menjelma menjadi kesepakatan bersama, yang segera diwujudkan. Tidak ada argumen apa pun saat menyusun kesepakatan itu. Semua lancar," kata Sri Mulyani.

Dalam kesepakatan 10 negara ASEAN+3 itu disepakati akan digalang dana 120 miliar dolar Amerika Serikat dari seluruh negara berkumpul itu sebagai pelaksanaan Prakarsa Chiang Mai.

Seluruh kesepakatan dari penerjemahan Prakarsa Chiang Mai itu, menurut Sri Mulyani sebagaimana diamini petinggi Bank Pembangunan Asia (ADB), adalah sangat hakiki sebagai sarana penyelamatan keadaan ekonomi kawasan.

Menurut Yosano, Jepang sebagai anggota G-7 sangat senang jika krisis keuangan global bisa segera diatasi dari kawasan ke kawasan.

Jepang sangat bertekad dalam kerja sama ekonomi antarbangsa, yang sedang dijalin di kawasan Asia-Pasifik melalui pertemuan Menteri Keuangan ASEAN+3 di Sidang Tahunan ke-42 ADB kali ini.

"Hanya dengan kerja sama antarbangsa, krisis ini bisa diatasi. Kami bertekad melakukan apa saja yang bisa dilakukan sesuai dengan tekad dari Perdana Menteri Aso," kata Yosano.

Di sisi lain, Menteri Keuangan Cina Xuren Xie menyatakan, sebagai negara dengan cadangan devisa terbesar di dunia saat ini, Cina juga betul-betul ingin kawasan Asia-Pasifik bisa tetap mempertahankan keadaan ekonominya.

Kecenderungan cara penanganan krisis, katanya, telah berada pada jalur yang benar.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009