Jambi (ANTARA News) - Provinsi Jambi menyatakan tidak bisa memenuhi keinginan Malaysia untuk bekerja sama mempelajari dan mengadopsi budidaya ikan semah (tor dureonsis up).

Ikan semah merupakan jenis ikan air tawar yang hidup di air deras yang berhasil dikembangkan oleh DKP Jambi di Kabupaten Kerinci.

"Keinginan negara jiran itu terpaksa tidak bisa dipenuhi karena dinilai tidak memberikan manfaat bagi peningkatan ekonomi rakyat," kata Provinsi Jambi Herman Suherman me Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP).

Tawaran kerja sama itu dengan tujuan mengadopsi teknologi rekayasa genetika pengembangan ikan semah berhasil dilakukan di Kabupaten Kerinci, 410 Km dari Kota Jambi.

Ikan semah merupakan jenis ikan lokal khas Kerinci yang hidup di arus deras yang kelangkaannya kini sudah dapat diatasi setelah dilakukan penertiban penangkapan menggunakan alat terlarang.

Ikan semah memiliki rasa daging sangat gurih yang harganya di pasaran kini mencapai Rp42.000 per kilogram, sementara di Malaysia mencapai Rp400.000/Kg.

Pemerintah Malaysia melalui "Kaleh World" ingin mengembangkan ikan semah di negerinya karena memiliki topografi yang sama dengan Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin tempat ikan itu berkembang biak.

"Alasan penolakan itu juga karena kerja sama itu sama sekali tidak memberi keuntungan bagi Jambi, karena mereka hanya ingin meminjam induk ikan semah dan tenaga ahli perikanan Jambi untuk mendidik petani budidaya di Malaysia," kata Herman.

Negara jiran itu juga ingin mengirim tenaga ahli dan penyuluh untuk belajar di Jambi, meski semua dana ditanggung, namun hal itu dinilai hanya menguntungkan sepihak dan merugikan Jambi.

"Kekhawatiran lainnya yakni setelah mereka berhasil mengadopsi, nantinya akan menjadi pesaing dan bahkan mengalahkan Jambi dalam memproduksi ikan semah," kata Herman. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009