Bandar Seri Begawan (ANTARA News/Reuters) - Brunei membebaskan 200 tentara Inggris yang dikarantina semalaman setelah tes pada tiga orang serdadu menunjukkan mereka negatif dari gejala flu babi, demikian Kedutaan Besar Inggris di negeri itu dan para pejabat kesehatan Brunei, Kamis.

Serdadu-serdadu Inggris ini dipindahkan ke lokasi rahasia setelah sebelumnya dikurung dalam satu blok di apartemen dekat bandara, ungkap Kementerian Kesehatan Brunei.

Tiga serdadu yang diisolasi dari kelompoknya di Rumah Sakit Tutong yang terletak tidak jauh dari ibukota negara kaya minyak Bandar Seri Bagawan, juga telah dilepaskan.

Ke-200 tentara Inggris yang terbang dari Inggris untuk menjalani latihan militer, sempat singgah di Hongkong yang minggu lalu dikonfirmasi menjadi wilayah Asia pertama yang diketahui ditemukan kasus virus flu H1NI yang juga disebut flu babi.

"Mereka (para tentara ini) telah dikarantina namun kini sudah dibebaskan.  Mereka kini ada di tempat yang aman," kata pejabat Komisi Tinggi Inggris.

Sementara itu para pejabat pemerintah Brunei menyatakan, tentara-tentara ini kemungkinan besar dipindahkan ke tangsi tentara Inggris di Brunei yang didalamnya termasuk hutan untuk latingan perang.

Menteri Kesehatan Brunei menyatakan negara kesultanan mini ini bebas dari infeksi flu babi dan berencana memperbanyak stok obat anti virus flu atau Tamiflu hingga 40 persen dari total populasi penduduk yang mencapi 380 ribu orang, dari yang sekarang 25 persen.

"Tindakan pencegahan dini kami tengah diperkuat.  Siapapun yang terkena gejala dan datang dari negara-negara yang terinfeksi virus, maka harus kami isolasi," kata Menteri Kesehatan Suyoi Osman.

Para perawat kesehatan mengatakan mereka telah memberi perlakuan pada tentara-tentara Inggris itu selama 10 hari dengan memberi mereka Tamifl begitu mereka tiba di Brunei.

Brunei juga telah meningkatkan penggunaan pemindaian termal (suhu) di bandara internasionalnya dan semua jalur masuk ke negeri itu, demikian koran-koran setempat melaporkan.

Negeri ini juga telah mengeluarkan larangan sementara impor daging bagi dari negara-negara yang jumlah kasus flu babinya besar. (*)

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009