Kupang (ANTARA News) - Banjir bandang akibat meluapnya Sungai Benanain di Kabupaten Belu bagian selatan, Nusa Tenggara Timur, telah menggenangi 12 desa di tiga kecamatan dan ribuan orang mengungsi.

Pemerintah Provinsi NTT pada Jumat telah mengirimkan tim kesehatan ke lokasi bencana untuk membantu para pengungsi.

Kepala Bagian Kesejahteraan Biro Kesejahteraan Sosial Setda NTT, Maria Sara, di Kupang Jumat mengatakan, desa-desa yang tergenang banjir itu adalah Desa Sikun, Fafoeh, Oenmaen, Rabasa dan Rabasa Rahaerain di Kecamatan Malaka Barat.

Kemudian Desa Weliman, Forek Madah dan Lamur di Kecamatan Weliman, serta Desa Lawalu, Fahiluka, Limana dan Railar di Kecamatan Malaka Tengah.

Hingga Jumat siang, permukaan genangan air masih mencapai 1,5 meter, namun sejauh ini tidak ada korban jiwa.

Kerugian harta benda belum bisa ditaksir, namun banjir dikabarkan telah menumbangkan sebuah pohon besar dan menimpa dua unit truk yang sedang diparkir.

Benanain adalah sungai terpanjang di Pulau Timor yang hilirnya dimulai dari Kabupaten Kupang, melintasi Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan bermuara di wilayah selatan Kabupaten Belu.

Pada tanggal 31 Mei tahun 2001 lalu, wilayah ini juga pernah dilanda banjir bandang hebat mengakibatkan lebih dari 100 orang meninggal, ribuan ternak hilang dan tanaman pangan rusak.

Informasi terakhir yang diperoleh ANTARA dari Camat Malaka Barat, Remigius Asa, sekitar 400 kepala keluarga atau 2000-an jiwa mengungsi di kantor camat, dan mereka sangat membutuhkan bantuan pangan dan obat-obatan.

Wilayah tersebut dikabarkan paling parah diterjang banjir bandang pada saat menjelang musim tahun panas ini, sama seperti peristiwa serupa yang terjadi pada tahun 2001 lalu.

Wilayah Belu bagian selatan adalah dataran rendah yang subur karena merupakan daerah muara Sungai Benanain yang membawa humus tanah dari Kabupaten Kupang, TTS dan TTU setiap tahun.
(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009