Magelang (ANTARA News) - Para biksu dewan sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) melakukan prosesi penyemayaman api darma Waisak tahun 2009 di Candi Mendut, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat.

Api yang diambil dari sumber api alam Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jateng oleh para biksu itu kemudian diangkut dengan sebuah truk berhias menuju Candi Mendut.

Sekitar pukul 16.15 WIB, rombongan pembawa api darma Waisak dari Mrapen tiba di pelataran Candi Mendut yang terletak sekitar tiga kilometer sebelah timur Candi Borobudur.

Ketua Vidyaka Sabha Walubi, Biksu Dhyanavira Mahastavira, menyerahkan secara simbolis api tersebut kepada Ketua Dewan Pimpinan Pusat Walubi, Siti Hartati Murdaya, di pintu gerbang masuk kompleks Candi Mendut.

Puluhan biksu kemudian melakukan prosesi pradaksina, berjalan kaki mengelilingi Candi Mendut sebanyak tiga kali dengan iringan tembang rohani Buddha.

Mereka kemudian menyemayamkan api itu di bawah patung relatif besar yang ada di dalam candi tersebut.

Gerimis rintik-rintik turun mewarnai prosesi penyemayaman api darma itu. Sebanyak 18 orang membawa api itu dengan menggunakan bambu bewarna merah.

Biksu Dhyanavira terlihat menyulutkan api dari obor yang dipegangnya di tempat khusus yang telah disiapkan panitia di berbagai sudut candi tersebut.

Para pimpinan biksu dari setiap dewan sangha yakni dari Sangha Theravada, Mahayana, Kasogatan, Maitreya, Madatantri, dan Tridharma secara bergantian membacakan parita suci.

Dhyanavira mengatakan, api Waisak diambil dari sumber api alam Mrapen yang selanjutnya dilakukan penyakralan oleh para biksu sangha untuk menjadi api darma.

"Makna api itu sifatnya penerangan," katanya.

Ajaran Sang Buddha, katanya, memberikan penerangan bagi umat manusia supaya mereka terbebas dari kebodohan, sikap iri hati dan dengki.

Ia menjelaskan, kebodohan, iri hati, dan dengki merupakan racun dalam batin manusia.

"Penerangan untuk umat manusia, agar bebas dari kegelapan batin," katanya.

Ia mengatakan, berkah dari Tuhan kepada umat melalui perayaan Tri Suci Waisak 2009, membebaskan Indonesia dari berbagai bencana dan membawa masyarakat ke dalam hidup bahagia.

Pada kesempatan itu Dhyanavira juga menyatakan, umat Buddha Indonesia secara khusus berdoa agar pemilu presiden (pilpres) pada tanggal 8 Juli 2009 berlangsung lancar.

Puncak Waisak 2009 akan jatuh pada hari Sabtu (9/5) pukul 11.10.01 WIB, ditandai dengan meditasi bersama umat Buddha bersama para biksu di pelataran Candi Mendut.

Mereka selanjutnya melakukan prosesi jalan kaki menuju Candi Borobudur dengan mengusung api darma dan air berkah. Air berkah diambil dari sumber air Umbul Jumprit, lereng Gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung (8/5) dan telah disemayamkan di Candi Mendut.

Menurut rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri perayaan Tri Suci Waisak di Taman Lumbini, di sebelah timur kaki Candi Borobudur pada Sabtu (9/5) malam.

Tri Suci Waisak sebagai perayaan yang dilakukan umat Buddha atas tiga perisiwa penting dalam ajaran Buddha yakni kelahiran Sidarta Gautama, Sidarta mencapai kesempurnaan, dan wafat Sang Buddha.(*)

Pewarta: anton
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009