Jakarta, (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi naik tajam 65 poin menjadi Rp10.305/10.310 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.370/10.375, karena pelaku pasar tetap membeli rupiah.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, mengatakan, rupiah terus menguat, karena kebutuhan korporasi terhadap dolar AS pada bulan ini tidak banyak, bahkan permintaan rupiah makin meningkat.

Selain itu juga penurunan bunga BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen untuk jangka pendek mendorong minat beli pelaku pasar terhadap saham meningkat, ucapnya.

Menurut dia, dampak penurunan BI Rate sudah mulai dirasakan pasar modal yang bergairah sejak pekan lalu, yang mendorong nilai tukar rupiah terhadap dolar naik tajam.

Nilai tukar rupiah diperkirakan akan terus menguat sampai pekan depan adanya pengalihan investasi asing dari dolar ke rupiah, katanya..

Namun penurunan BI Rate tersebut, lanjut dia, belum berdampak terhadap perbankan dan sektor riil. Karena struktur biaya bank yang sudah diset dalam satu tahun tidak bisa berubah dalam secara instan.

Struktur biaya bank tersebut meliputi, biaya bunga tabungan nasabah, biaya operasional, biaya risiko, serta biaya suku bunga depisito jangka panjang, tegasnya.

Ia mengatakan, rupiah dalam dua bulan kedepan diperkirakan akan dapat mencapai angka Rp10.000 per dolar, apabila kondisi pasar seperti ini masih berlanjut.

Selain itu koalisi partai yang sedang terjadi akhir-akhir menjelang pemilihan capres dan cawapres diharapkan tidak berpengaruh terhadap pergerakan rupiah, ucapnya.

Karena itu, menurut dia peluang rupiah untuk menguat masih besar, karena dana asing yang masuk dibanding dengan dana yang keluar relatif masih kecil.

Apalagi pasar Indonesia dinilai merupakan pasar yang lebih menarik dibanding negara lain, karena selisih bunga rupiah dan dolar AS relatif masih tinggi, ucapnya.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2009