Jakarta (ANTARA News) - Kemitraan komprehensif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menandakan kedewasaan dalam hubungan dua negara.

Hal tersebut dinyatakan Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Departemen Luar Negeri Retno LP Marsudi, di Jakarta, Selasa.

"Dua negara yang baru memiliki hubunagn diplomatik tidak mungkin sepakat melakukan kemitraan komprehensif," kata Retno pada workshop "Kemitraan Komprehensif Indonesia-AS: Peluang dan Tantangan" di Jakarta.

Kemitraan komprehensif juga dilaksanakan untuk menciptakan hubungan yang lebih terprediksi dan teruku, jelasnya.

"Hal tersebut dapat dicapai dengan mengadakan framework yang terstruktur untuk menentukan prioritas, bagaimana mencapainya, dan sebagainya, katanya.

Menurut Retno, hubungan kedua negara dalam tataran masyarakat (People to People context) masih belum dioptimalkan untuk melakukan kerjasama.

Oleh karena itu, kemitraan komprehensif menjadi peluang untuk membangun koridor mengenai apa yang akan dilakukan, target yang akan dicapai serta cara pencapaiannya.

"Kepentingan nasional tetap menjadi `kiblat`-nya," kata Retno.

Amerika masih menjadi negara yang cukup penting bagi Indonesia. Negara tersebut termasuk lima besar negara yang berinvestasi di Indonesia.

Meskipun episentrum krisis keuangan global terjadi di Amerika, negara tersebut merupakan salah satu pasar tradisional bagi Indonesia. Perdagangan Indonesia dan Amerika pada 2008 mencapai 27,1 miliar dolar AS.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009