Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang Farial Anwar mengatakan, siapapun nanti yang terpilih sebagai pemimpin akan didukung pasar asal proses pemilihan presiden (pilpres) berjalan aman.

"Asal pemilihannya tidak rusuh, presiden dan wakil presiden yang terpilih akan didukung pasar," kata Farial, di Jakarta, Rabu.

Ketua Currency Management Board itu menyatakan watak dasar pelaku pasar dikuasai orang-orang oportunis.

"Pelaku pasar itu cenderung akan memanfaatkan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-sebesarnya. Bagi mereka, yang penting sistem, dan aturannya bisa dipermainkan," katanya.

Menjawab figur Boediono yang dinilai banyak kalangan sebagai penganut faham neoliberalisme, Farial mengelak berkomentar.

"Anda lihat saja perkembangan perekonomian nasional bergerak ke arah mana saat ini," katanya.

Dia menegaskan Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang yang nasionalis, bukan pemimpin yang berpihak kepada kepentingan asing. Sebab, katanya, sistem ekonomi Indonesia kini sudah dikuasai asing.

"Coba lihat sektor perminyakan, perbankan, dan telekomunikasi, semuanya didominasi asing," kritiknya.

Dia menyarankan agar memilih pemimpin yang berpihak kepada kepentingan rakyat.

"Pelajari rekam jejak mereka. Jangan pilih yang `jual kecap` atau yang menyatakan pro-rakyat di saat kampanye," katanya.

Sebelumnya, tokoh reformasi Amien Rais menyatakan Boediono sebagai representasi figur neoliberalism (liberalisme baru).

Dia juga memprediksi paket SBY-Boediono tidak menjual.

"SBY-Boediono tidak selling," katanya. (*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009