Jakarta (ANTARA News) - Bagi M. Jusuf Kalla, pria kelahiran Watampone pada 15 Mei 1942, motto "lebih cepat lebih baik" yang digunakannya dalam pemilu presiden 2009, bukan hanya kata-kata biasa karena motto itu merupakan gambaran karakter dirinya.

Dalam perjalanan hidup dan karirnya, Jusuf Kalla selama ini selalu bisa mengambil keputusan dengan cepat. Latar belakangnya sebagai pengusaha terasa sangat kental. Bahkan di awal menjabat sebagai Wapres, banyak pihak meragukan kemampuannya. Namun hal itu dibantahnya dengan menunjukkan kinerja.

"Sekarang ini banyak pejabat yang berlatar belakang pengusaha. Itu akibat undang-undang melarang PNS maupun TNI/Polri," katanya.

Karena itu, lanjutnya, sumber calon pemimpin parpol dan pejabat negara tinggal dari swasta yang diantaranya pengusaha.

Kalla menapaki karir panjang dan berliku. Dari seorang pengusaha hingga wakil presiden, semua dilaluinya secara berjenjang.

"Dalam karir saya baik di pemerintahan maupun usaha dan lainnya saya lalui setahap demi setahap. Saya bukan pemimpin karbitan," kata Kalla. Menurutnya, dengan demikian dirinya menguasai semua persoalan.

Kalla mengaku sebagai pengusaha, ia melaluinya dari jenjang terendah hingga sampai direktur utama dan komisaris utama. Begitu pula di bidang birokrasi. Dimulai sebagai Menperindag/Kabulog hingga Menko Kesra dan Wakil Presiden. Begitupun di bidang-bidang lainnya. Karena itu, berbekal semua pengalaman itu, tak berlebihan jika saat ini maju sebagai calon presiden.

Kalla mengaku dirinya mampu untuk memimpin bangsa ini. Keyakinannya itu didasarkan pada pengalaman dan perjalanan karirnya.



Ekonomi kerakyatan

Modal sebagai Wapres selama ini membuatnya percaya diri untuk maju sebagai capres.

"Bangsa ini memiliki semua potensi untuk maju. Yang diperlukan hanya semangat dan kerja keras," katanya bersemangat.

Di saat negara lain mengalami kemerosotan ekonomi akibat krisis global, Indonesia tambahnya tidak terlalu terpengaruh. Meskipun diakuinya sedikit mengalami kemunduran.

Dengan seluruh potensi yang ada tersebut, Kalla yakin Indonesia akan menjadi negara yang besar jika dikelola oleh orang yang tepat.

Pada saat deklarasi pasangan capres-cawapres Jusuf Kalla-Wiranto, konsep ekonomi yang ditawarkan adalah membangun ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada kemandirian bangsa.

"Rakyat harus terlibat penuh dalam perekonomian. Pasar-pasar tradisional harus dipelihara, diperbanyak dan digunakan sebagai penyangga perekonomian nasional," katanya.

Menurut Kalla ekonomi rakyat harus dijalankan untuk kemajuan bangsa. Pengalam krisis ekonomi beberapa tahun lalu menunjukkan ekonomi kerakyatan yang justru menyokong dan menyelamatkan bangsa.

Sementara di bidang keamanan, Kalla juga mengandalkan peran aktif masyarakat. Wilayah Indonesia yang begitu luas dinilainya tak mungkin bisa dijaga jika hanya mengandalkan tentara semata.

"Rakyat sangat berperan dalam bidang keamanan. Bahkan dalam perang kemerdekaan, rakyatlah yang berada di barisan terdepan. Rakyat adalah soko guru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sementara presiden dan wakil presiden adalah orang-orang biasa," kata Kalla.

Ia mengatakan, presiden dan wapres tidak bisa menjalankan semua program jika hanya berdua saja, tanpa rakyat. Dukungan rakyat menjadi mutlak. Jadi terserah rakyat mendukung atau tidak.

"Hal-hal yang mengenai pelayanan pemerintahan, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya," kata Kalla. (*)

Oleh oleh Jaka S
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009