Jakarta (ANTARA) - Dengan situasi berada di rumah menyusul upaya pencegahan penyebaran virus corona baru (COVID-19), udara segar di rumah sangat penting untuk dijaga.

Dikutip dari The Guardian, Kamis, berikut beberapa kiat menjaga kualitas udara di rumah selama pandemi.

Buka jendela rumah
Ini adalah solusi yang jelas, tetapi efektif untuk menjaga kualitas udara di rumah.

"Udara segar bukan musuh. Buka jendelamu," kata Dr Appelles Econs, spesialis alergi di Klinik Burghwood.

Menurut dia, menutup jendela sepanjang hari akan memungkinkan bahan kimia dan alergen menumpuk di dalamnya.

Bahkan jika Anda tinggal di kota yang memiliki polusi udara yang cukup tinggi, Anda harus membuka jendela dari waktu ke waktu.

"Anda tidak ingin terjebak di rumah tanpa ventilasi sepanjang hari," kata Dr Paul Young dari Lancaster University.

Lebih lanjut, ia mengatakan, membuka jendela di malam hari, ketika lalu lintas di luar berkurang, bisa menjadi pilihan yang baik.

Apakah Anda termasuk yang berpikir tanaman di dalam rumah bisa membantu meningkatkan kualitas udara? Nyatanya tidak...

Baca juga: "Kaum rebahan" merasa lebih gampang lelah saat WFH? Ini penjelasannya

Baca juga: JK Rowling berbagi teknik bernapas saat sesak karena gejala corona

Baca juga: Cara cuci baju di tengah pandemik corona

 

Tanaman di dalam rumah ternyata kurang efektif
Penelitian oleh NASA pada 1980-an menemukan bahwa tanaman menghilangkan polutan beracun dari udara. Namun, penelitian ini dilakukan di lingkungan tertutup, mirip dengan kondisi di ruang angkasa.

Di Bumi, tanaman akan meningkatkan kualitas udara, tetapi tidak terlalu berdampak.

"Tidak ada efek yang berarti pada kualitas udara karena rumah tidak sepenuhnya merupakan lingkungan kedap udara - selalu ada udara yang masuk dari luar," kata Prof Pawel Wargocki dari Technical University of Denmark.

Minimalkan polutan di rumah
"Saat memasak, pastikan Anda menyalakan kipas ventilator, dan jangan merokok di dalam rumah karena asap bisa bertahan lama di dalam," kata Dr Paul Young dari Lancaster University.

Baca juga: Putra Indonesia ciptakan alat tes corona, tembus Eropa, AS, India

Baca juga: Alasan virus corona tak bisa bertahan di makanan


Pertimbangkan material yang digunakan
Lantai kayu, bukan karpet, dapat meningkatkan kualitas udara.

"Banyak karpet dibuat tetap segar dengan formaldehyde. Sebagai perbandingan, lantai kayu lebih baik," kata Dr Appelles Econs, spesialis alergi di Klinik Burghwood.

Tungau debu dapat hidup dalam perabotan lembut, seperti bantal dan kasur. Butiran feses yang mereka hasilkan dapat memicu gejala seperti alergi.

"Dapatkan penutup matras penghalang yang dapat membantu mencegah tungau debu hidup di kasur Anda," kata dia.

Waspadai kelebihan air
Faktor terbesar yang mempengaruhi kualitas udara di rumah tangga Inggris adalah kelembaban dalam ruangan. Minimalkan kelembaban dengan ventilasi.

Setelah mandi, hilangkan kelembaban setempat dengan menyeka permukaan dan menyalakan kipas ekstraktor kamar mandi.

Dan ketika mencuci pakaian, cobalah mengeringkannya di luar jika memungkinkan, atau setidaknya di ruang yang berventilasi baik.


Baca juga: Tips dari pakar produktivitas agar efektif bekerja dari rumah

Baca juga: Salon tutup saat wabah corona, ini tips untuk potong rambut sendiri

Baca juga: Amankah membersihkan dashboard mobil dengan alkohol?

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2020