Makassar (ANTARA News) - Sekjen PKS Anis Matta menyatakan keputusan PKS untuk tetap melanjutkan koalisi dengan Partai Demokrat, tidak ada hubungannya dengan jatah kursi menteri dalam sistem perintahan nantinya.

"Itu semata karena pertimbangan logis politik untuk sama-sama membangun bangsa ini. Jadi tidak benar jika dikatakan PKS itu takluk atau plin-plan," katanya di Makassar, Senin.

Menurutnya, PKS sebagai peserta koalisi, semua partai mempunyai kedudukan sebagai mitra yang sejajar dan sikap itu dikatakannya bukan gertak sambal.

Dijelaskan Anis, PKS memang telah melakukan interupsi keras pada SBY terkait masalah Boediono. Namun, hal tersebut dianggap wajar.

"Ibaratnya sebagai seorang teman, antara PKS dan PD harus saling mengingatkan. Ini adalah interupsi besar dari keluarga besar, untuk mengukur seberapa besar nilai kita dihadapan kawan kita, lihatlah bagaimana sikapnya ketika kita akan meninggalkannya," katanya.

Dia mengharapkan, agar publik mengetahui bahwa PKS punya sikap, bisa marah dan tidak setuju termasuk pada kawan. Itu diperlukan terutama ketika seseorang mulai memiliki dominasi yang terlalu kuat.

Anis menjelaskan, PKS kembali mendukung SBY-Boedion karena SBY telah meminta maaf terkait pola komunikasinya dalam menentukan cawapresnya.

Selain itu, SBY telah berjanji akan mengkomunikasikan segala sesuatunya terhadap parpol mitra koalisi.

Lebih lanjut, Anis menjelaskan bahwa bergabungnya PKS untuk mengusung pasangan SBY-Boediono karena adanya beberapa kesepakatan platform kebijakan ekonomi.

Kesepakatan tersebut yakni, pertama, mengenai pengentasan kemiskinan dan pengangguran dengan pemerataan ekonomi. Baik itu kesamaan dan kemudahan akses, informasi dan peluang usaha, serta pemberdayaan kemampuan usaha ekonomi rakyat.

Kesepakatan kedua, dalam hal menegakkan kedaulatan ekonomi nasional. Salah satunya adalah dengan mereformasi kebijakan makro ekonomi yang mengarah kepada kemandirian dan kesetaraan serta kedaulatan ekonomi rakyat.

Ketiga, ketahanan dan kemandirian ekonomi di sektor pangan, energi dan air melalui revitalisasi, efesiensi, intensifikasi dan diversifikasi.(*)

Pewarta: anton
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009