JJakarta (ANTARA News) - Pasangan bakal calon presiden dan wapres Jusuf Kalla dan Wiranto (JK-Wiranto) dinilai sangat berpeluang mendulang suara di Pulau Jawa.

"Di kalangan pemilih di luar Pulau Jawa, sentimen primordial masih kuat. Tak demikian dengan pemilih di Jawa," kata pengamat politik Universitas Airlangga Surabaya, M. Asfar di Jakarta, Jumat,

Asfar menilai primordialisme dan sentimen Jawa-Luar Jawa masih kuat dan harus diperhitungkan, kendati kalangan muda sudah menipis ini.

Asfar mencontohkan, Indonesia kerap dipimpin oleh duet yang merepresentasikan Jawa-Luar Jawa, dari duet Soekarno-Hatta (Jawa- Sumatera), Megawati Soekarnoputri -Hamzah Haz (Jawa-Kalimantan), dan terakhir Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (Jawa-Sulawesi).

"Pada sebagian besar pemilih, khususnya di luar Jawa, faktor Jawa-Luar Jawa sangat diperhitungkan," tegas Asfar.

Asfar memperkirakan pada pilpres nanti, peluang JK-Wiranto memperoleh dukungan dan suara signifikan di kalangan pemilih di luar Jawa cukup signifikan.

Pendapat ini diamini oleh Pemimpin Pondok Tebuireng Jombang, KH Solahuddin Wahid (Gus Solah).

"Pada pilpres 2009 ini, nilai primordial tetap berpengaruh. Mungkin sepuluh tahun ke depan, barulah tak ada pengaruhnya," ujar Gus Solah.

Jumlah pemilih di luar Pulau Jawa sekitar 40 persen dari suara nasional, dengan rincian Sumatera 20 persen, Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur lainnya 20 persen. Sedangkan 60 persen pemilih lain ada di Jawa.

Berbeda dari pemilih luar Jawa, para pemilih di Jawa akan lebih melihat kapabilitas capres-cawapres sebagai pertimbangan memilih.

"Makanya, kalau ada figur luar Jawa dengan tingkat kapabilitas bagus dan memadai, ya tetap berpeluang dipilih pemilih Jawa. Jadi, ukuran yang paling penting adalah kemampuan figur," katanya.

Oleh karena itu, Asfar memprediksi Jusuf Kalla tidak akan kesulitan untuk mendulang suara di Pulau Jawa karena memiliki daya tarik kapabilitas itu.  Fakta ini membuat Pilpres 2009 akan berlangsung ketat sehingga tidak ada yang menang dalam satu putaran.

"Dengan makin rendahnya sentimen Jawa dan luar Jawa di kalangan pemilih Jawa, sebenarnya JK berpeluang merebut suara signifikan dikalangan pemilih Jawa," kata Asfar.

Pendapat ini dibenarkan oleh Gus Solah, yang mengutip hasil survei tingkat elektabilitas, menyebut Jusuf Kalla berpeluang meraih suara lebih besar dibanding perkiraan sebelum ini.

"Saya mendapat bocoran data dari sebuah lembaga survei di Jakarta bahwa setelah duet capres-cawapres itu muncul, ternyata tingkat elektabilitas Pak JK makin naik," kata Gus Solah.

Dia menuturkan, pada survei 3 Mei sampai 7 Mei, duet SBY-Boediono memperoleh 32,5 persen, JK-Wiranto 27,5 persen dan Mega-Prabowo 20 persen, sedangkan sisanya belum menentukan pilihan.

Gus Solah menilai, pertarungan paling keras akan terjadi di Jawa, kecuali Banten.

Sementara  itu, cendekiawan muslim dan Ketua Presidium Partai Republikan Dr Muslim Abdurrahman, mengatakan bahwa kunci kemenangan bukan karena aspek kultur melainkan agenda ekonomi yang mampu mengangkat derajat dan martabat rakyat. (*)

Pewarta: anton
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009