Jakarta (ANTARA News) - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mengatakan kepolisian terkesan kurang yakin mengarahkan kasus pembunuhan Direktur Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen yang diduga melibatkan Ketua KPK nonaktif Antasari Azhar.

"Sejak awal polisi sudah terlihat kebingungan mengarahkan kasus tersebut," katanya di Jakarta, Rabu.

Neta menilai ada intervensi terhadap kepolisian oleh pihak yang berkuasa untuk menjatuhkan target tertentu.

"Ketidakjelasan motif mengarah pada pembunuhan karakter terhadap tersangka tertentu dalam kasus itu," katanya.

Indikasi pertama, kata Neta, yaitu kasus diarahkan ke tindak kriminal murni.

Namun pada perkembangannya, kasus diarahkan pada tindak korupsi dengan adanya PPAPK dan pemeriksaan rekening.

"Kalau ini tindak kriminal murni, seharusnya saksi kunci seperti Rani dihadirkan," kata Neta.

Neta menambahkan bahwa seharusnya dilakukan rekonstruksi kejadian untuk memperoleh fakta baru.

Ia mengatakan, Kapolri seharusnya juga ikut memberikan kesaksian untuk menjelaskan apa yang disampaikan oleh Antasari saat mengadukan ancaman dari Nasrudin.

Terkait usulan itu, Neta mengatakan, perlu dibentuk tim ad hoc yang independen.

"Sudah saatnya ada tim ad hoc untuk menangani kasus yang melibatkan pejabat negara," katanya.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009