Jakarta (ANTARA News) - Budayawan, Radhar Panca Dahana meminta kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono agar kebudayaan menjadi dasar untuk membangun bangsa Indonesia jika mereka terpilih.

"Harus ada komitmen budaya untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang paling berbudaya dibanding negara lain," kata Radhar saat berdialog dengan capres Yudhoyono-Boediono di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis.

Dalam kesempatan itu, Radhar juga mengajukan pertanyaan bagaimana capres Yudhoyono akan menempatkan kebudayaan di dalam program-program untuk membangun Indonesia.

Menurut dia, kebudayaan belum mendapat tempat dalam elemen bangsa, terbukti belum ada undang-undang yang mengenai kebudayaan.

"Dalam konstitusi kita, UUD 1945 sudah memuat kebudayaan, namun tidak ada regulasi yang mengatur hal itu," tambah Radhar.

Ia menambahkan, pemerintah hingga sekarang belum menempatkan kebudayaan dalam posisi strategis.

Radhar membandingkan dengan Malaysia yang memberi anggaran sebesar Rp1 triliun hanya untuk promosi pariwisata, kemudian Singapura dengan anggaran Rp2 triliun untuk memajukan sektor pariwisata.

Menurut dia, jika masalah regulasi kebudayaan harus diserahkan kepada masyarakat tentu memberatkan dan khususnya budayawan menjadi tidak berdaya.

Menanggapi hal tersebut, Yudhoyono mengatakan agar semua pihak tidak menyederhanakan masalah dan dijadikan dalam satu "keranjang".

"Jika hanya menghitung dari jumlah rupiah saja, pasti tidak selalu cocok dan memuaskan," ujarnya.

Yudhoyono mengakui, pemerintahan jangka waktu lima tahun terakhir lebih menitik beratkan pada masalah kemiskinan, penanggulangan dampak krisis keuangan global, peningkatan perekonomian, serta keamanan.

Namun dalam sektor pendidikan yang menjadi dasar pengembangan kebudayaan, telah mendapat anggaran sebesar 20 persen (dari APBN).

Menurut dia anggaran tersebut sangat terbuka untuk dialirkan pada sektor kebudayaan.

"Jadi tidak benar jika pemerintah sama sekali tidak memperhatikan sektor kebudayaan," kata Yudhoyono menegaskan.

Pada kesempatan itu, Yudhoyono mengajak budayawan untuk memberikan formula dan masukan untuk pemerintah dalam rangka merealisasikan regulasi untuk kebudayaan. (*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009