London (ANTARA News) - Proses demokrasi yang bergulir di Indonesia mendapat perhatian dari pemerhati Indonesia di Praha, Ceko dengan digelarnya seminar "Election and Democratization in Indonesia: Comparative Perspective" oleh KBRI Praha bersama Center of Global Studies - Charles University, Praha, Kamis.

Sekretaris I Fungsi Pensosbud KBRI Praha kepada ANTARA London, Jumat, Azis Nurwahyudi mengatakan tampil sebagai pembicara Prof. Dr. Mohtar Masoed dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Prof. Dr. Francois Raillon dari Center Asie du Sud-Est, Paris, dan Dr. Jan Bures dari Charles University, Praha.

Dikatakannya seminar dibuka Direktur Center of Global Studies Dr. Marek Hrubec, dan Duta Besar Salim Said yang menyampaikan bahwa penyelenggaraan seminar tentang Indonesia di Praha itu merupakan yang ketiga kalinya dalam tiga tahun terakhir.

Dubes Salim Said mengatakan seminar bertujuan untuk mempromosikan Indonesia di kalangan kaum intelektual Ceko agar mereka lebih mengenal Indonesia.

Seminar yang diikuti Duta Besar negara sahabat Prof. Dr. Bernard Dahm, ahli Indonesia di Jerman, Prof. Mohtar Masoed, dalam paparannya, menyatakan Indonesia telah muncul sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia.

Menurut Prof. Dr. Bernard Dahm, pada mulanya demokrasi di Indonesia diragukan kemungkinannya karena dianggap tidak memiliki cukup persyaratan menuju negara demokratis.

Sementara itu Prof Masoed menyebutkan meskipun demokratisasi di Indonesia dianggap oleh sebagian orang sebagai "non performing and suffered a low degree of confidence", namun pada kenyataannya Indonesia mampu menegakkan sistem demokrasi.


Tak kembali ke rejim otoriter

Diakuinya meskipun terdapat banyak kelemahan, masalah dan tantangan, pemerintah Indonesia tidak akan kembali ke rejim otoriter.

Sementara itu Prof. Raillon, ahli Indonesia dari Perancis, melihat bahwa Indonesia adalah salah satu contoh negara yang berhasil menjalankan proses demokratisasi.

Setelah terjadinya reformasi tahun 1999, Indonesia dengan cepat berkembang menjadi negara demokratis baru, ujar Prof Raillon.

Dikatakannya Indonesia sebagai negara yang majemuk, perkembangan demokrasi di Indonesia mengalami banyak tantangan.

Namun demikian kemunculan Indonesia sebagai negara demokrasi baru ini antara lain didukung kehidupan masyarakat di desa yang tidak hirarkis, kemampuan mengubah berbagai gagasan dan diintegrasikan dalam nilai-nilai kehidupan sehari-hari.

Dengan dilambangkannya Pancasila, dan keberhasilan menjalankan pemilu seperti tahun 2009 yang memunculkan persaingan sehat diantara para elit politik.


Pemuda melawan rejim lama

Sementara itu Jan Bures menjelaskan proses peralihan menuju demokrasi di Ceko yang berjalan dengan damai pada tahun 1989.

Bures juga menyebutkan adanya kesamaan proses peralihan menuju negara demokrasi antara Ceko dan Indonesia, antara lain adanya faktor menentang rejim yang berkuasa dalam kurun waktu lama. Selain itu adanya peran tokoh nasional yang didukung pemuda untuk melawan rejim lama, ujarnya.

Kerjasama KBRI Praha dan berbagai institusi pendidikan di Ceko terus digiatkan dalam berbagai bentuk selain seminar dan pertukaran mahasiswa, KBRI juga terlibat dalam mengembangkan studi Indonesia di Ceko, demikian Azis Nurwahyudi.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009