Kota Gaza (ANTARA News) - Gerakan HAMAS pada Ahad menyatakan sedang mengkaji keikutsertaan dalam dialog antar-Palestina, menyusul terbunuhnya dua anggota mereka  oleh pasukan keamanan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat.

"Kami sekarang mengkaji pembekuan keikut-sertaan dalam dialog yang dituan-rumahi Kairo menyusul  pembunuhan dua mujahid kami di kota Qalwilya di Tepi Barat," kata Salah Al-Bardaweel, jurubicara HAMAS, kepada wartawan di Jalur Gaza.

Tiga polisi dan seorang warga sipil juga tewas dalam bentrokan bersenjata yang meletus Ahad pagi antara dua anggota HAMAS yang bersenjata dan pasukan keamanan.

Al-Bardaweel kembali menyatakan bahwa yang terjadi adalah "persekongkolan Pemerintah Otonomi (Nasional) Palestina (PNA) dan Israel yang dirancang guna mengakhiri perlawanan dan menggulingkan HAMAS", di Tepi Barat Sungai Jordan --yang dikuasai oleh faksi Fatah, pimpinan Abbas.

Sejak HAMAS mengusir pasukan pro-Abbas dan merebut kekuasaan di Jalur Gaza pada 2007, kedua pihak tersebut saling menindas pesaing politik masing-masing.Baku tembak di Qalqilya adalah peristiwa yang paling mematikan.

Ketegangan itu muncul saat semua faksi Palestina mulanya dijadwalkan menandatangani kesepakatan perujukan di ibukota Mesir, Kairo, pada 7 Juli. Sebelum itu, Mesir akan terus mengusahakan berbagai upaya guna menjembatani jurang pemisah antara HAMAS dan Fatah yang belum berhasil menyepakati pemerintah persatuan. (*)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009