Makassar (ANTARA News) - Petani tebu dan kapas di Sulawesi Selatan masih kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi yang selama ini disediakan oleh pemerintah.

Kepala Dinas Perkebunan Sulsel, Burhanuddin Mustafa mengungkapkan, berdasarkan data Dinas Perkebunan Sulsel terdapat sekitar 1.900 hektare lebih lahan tebu dan 7.800 hektare lebih lahan kapas yang masih kesulitan memperoleh pupuk.

"Dari total areal lahan itu, pupuk bersubsidi baru sekitar 25 persen yang tersedia," ungkapnya.

Minimnya pasokan dua jenis pupuk bersubsidi komoditi perkebunan Sulsel tersebut, lanjut dia dipengaruhi oleh adanya kesalahan koordinasi antara petani dengan pihak produsen pupuk.

Selain itu, masih banyaknya petani tebu dan kapas di Sulsel yang tidak memiliki daftar Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) juga diakui sebagai salah satu kendala sulitnya petani kedua komoditas itu memproleh pupuk bersubsidi.

Padahal, kata dia salah satu persyaratan yang diwajibkan pemerintah untuk memperoleh pupuk bersubsidi itu petani harus memiliki daftar RDKK.

"Kami khawatir jumlah produksi kedua komoditi ini akan semakin sulit, akibat masih luasnya lahan tebu dan kapas yang belum tersentuh pupuk," ujarnya.

Burhanuddin menambahkan, untuk mengantisipasi sulitnya petani tebu dan kapas memperoleh pupuk pemerintah provinsi Sulsel telah berkoordinasi dengan pihak perbankan.

Perbankan diminta dapat menyalurkan kreditnya untuk sejumlah petani yang berproduksi di kedua komoditas itu. Sebab, alokasi kredit sektor perkebunan tebu dan kapas di Sulsel sejauh ini masih belum mampu memenuhi kebutuhan permodalan kelompok tani saat ini.

Sementara itu, Dinas kehutanan dan perkebunan (Dishutbun) Bulukumba, Sulawesi Selatan, akan mengembanghkan lahan Kapas dari 1.700 ha menjadi 2.000 ha pada 2010.

"Salah satu andalan Sulawesi Selatan yakni komoditas produk kapas," ujar Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bulukumba, Andi Misbahwati Wawo, di Bulukumba, Sulsel, Kamis.

Dijelaskannya, prioritas pengembangan komoditi kapas ini didasarkan atas upaya Pemprov Sulsel yang tengah memfokuskan mengembang tanaman kapas sebagai produk andalan, disamping sejumlah komoditi tanaman perkebunan lainnya seperti, kakao, kopi dan kelapa. (*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009