Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita merevisi target pertumbuhan industri pada 2020 menjadi 2,5 persen hingga 2,6 persen dari sebelumnya dipatok 5,3 persen. Hal tersebut imbas dari pandemi COVID-19 yang melanda 218 negara, termasuk Indonesia.

"Apabila pertumbuhan ekonomi berkisar antara 2,4 persen hingga 2,5 persen, maka industri akan sekitar 2,5 persen hingga 2,6 persen," kata Menperin saat konferensi video di Jakarta, Selasa.

Namun, lanjutnya, apabila COVID-19 berdampak buruk hingga memukul pertumbuhan ekonomi ke angka 0,5 persen, maka pertumbuhan industri diprediksi akan berkisar 0,7 hingga 0,8 persen.

Menperin memaparkan, industri manufaktur mengalami tekanan pada Maret 2020. Namun data industri manufaktur memberikan optimisme untuk tetap bertahan. Terlebih, sektor industri manufaktur berkontribusi 78,96 persen terhadap seluruh sektor

"Terdapat beberapa catatan berkaitan dengan ekspor industri manufaktur. pada triwulan I/2020 dibandingkan 2019. Ini ada industri makanan kenaikannya cukup lumayan. Industri logam dasar ada kenaikan, industri pakaian jadi justru ekspornya menurun. industri karet dan barang dari karet juga mengalami kenaikan walaupun sedikit," papar Menperin.

Menurut dia, industri manufaktur mulai mengalami tekanan sejak Maret 2020, namun data ekspor industri manufaktur dalam periode Januari-Maret masih memberikan kinerja yang baik

"Sayang sekali memang kondisi yang sedang baik-baiknya ini harus dihadapkan pada kondisi pandemi COVID-19. Tapi tidak apa-apa, kita hadapi bersama-sama, dan InsyaaAllah kita akan menang," ujar Menperin.



Baca juga: Gara-gara Corona, pertumbuhan ekspor industri kerajinan direvisi

Baca juga: Melihat peluang industri pengolahan di tengah tantangan ekonomi 2020

Baca juga: Menperin yakin target pertumbuhan industri 2020 tercapai

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2020