Jerusalem (ANTARA News/AFP) - Israel akhirnya mengirimkan sinyal menyetujui perwujudan negara Palestina merdeka setelah Presiden Shimon Peres, Kamis, menyeru Israel dan Palestina menyepakati gagasan satu negara Palestina dengan perbatasan sementara sebagai langkah pertama menuju pengakhiran konflik Timur Tengah.

"Peta jalan damai menggarisbawahi satu bagian jelas dan (kedua pihak) harus mengimplementasikan tahap kedua peta jalan damai, (yaitu) deklarasi negara Palestina dengan perbatasan sementara," kata kantor kepresidenan Israel mengutip Peres.

Israel dan Palestina mesti lebih jauh membuat komitmen yang jelas bahwa perbatasan-perbatasan itu akan permanen dalam satu periode terbatas, katanya dalam satu pertemuan dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Javier Solana.

Namun Otoritas Palestina menolak mentah-mentah usulan Presiden Israel itu.

"Kami dengan pasti menolak usulan Peres yang membuat kami kembali ke awal," kata Juru Bicara Presiden Mahmud Abbas, Nabil Abu Rudeina, kepada AFP.

Peta jalan damai yang dirancang tahun 2003 oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan PBB menekankan beberapa langkah ke depan bagi berdirinya Negara Palestina yang hidup berdampingan dengan Israel.

Perdana Menteri Israel yang bergaris keras Benjamin Netanyahu sejauh ini telah menolak mendukung secara terbuka solusi dua negara ataupun usulan menangguhkan pembangunan di kawasan pendudukan di Tepi Barat, dua syarat kunci yang tercantum dalam peta jalan damai itu.

Netanyahu, pada satu pidatonya Minggu, menjanjikan turut dalam proses perdamaian demi menurunkan ketegangan dengan sekutu dekat Israel, Amerika Serikat.

Juru bicara PM Israel, Mark Regev, menolak mengomentari proposal Shimon Peres itu. (*)

Pewarta: rusla
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009