Jakarta, 12/6 (ANTARA) - Aplikasi Arkoba pada tanaman meningkat hingga 2-3 kali lipat dibanding dengan yang tanpa Arkoba. Beberapa ujicoba menunjukkan bahwa pemberian Arkoba pada tanah selain dapat menambah ketersediaan unsur hara tanah, memperbaiki sifat fisik, kimia & biologis tanah, dan dapat meningkatkan pH & nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah, sehingga cocok digunakan untuk rehabilitasi/reklamasi lahan-lahan kritis dan masam di Indonesia. Aplikasi teknologi Arkoba di Ciloto (KPH Cianjur), pada tanaman pak choi, brokoli, dan wortel di bawah tegakan meningkat 1.5 kwintal (150kg), dibandingkan dengan pupuk yang biasa digunakan oleh petani, selain itu juga mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Arang Kompos Bioaktif (Arkoba) merupakan gabungan arang dan kompos yang dihasilkan melalui teknologi pengomposan dengan bantuan mikroba lignoselulotik yang tetap hidup di dalam kompos. Apabila diberikan ke tanah mikroba tersebut berperan sebagai biofungisida untuk melindungi tanaman dari serangan penyakit akar, sehingga disebut bioaktif. Keunggulan Arkoba adalah karena keberadaan arang yang menyatu dalam kompos, hingga pada tanah takut andil dan berperan sebagai agent pembangun kesuburan tanah. Produk ini dibuat dengan tujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan limbah di sektor kehutanan di mana selama ini menjadi sumber polutan terutama serbuk gergaji dari industri penggergajian dan limbah pada saat pemanenan kayu.

Salah satu kabupaten yang menerapkan teknologi pembuatan Arkoba adalah Kabupaten Garut, yang berawal dari kegiatan Gelar Teknologi pada tahun 2003. Kegiatan pembuatan Arkoba masih berlangsung untuk menunjang program Gerhan mulai (tahun 2003-2004) sampai sekarang. Sampai saat ini terdapat 12 kelompok tani binaan Dishut Garut yang terlibat, namun baru 7 kelompok yang aktif sebagi produsen yang dikoordinir oleh LSM GEPAK. Hasil evaluasi perkembangan produksi dan aplikasi arang kompos bioaktif di Garut menunjukkan bahwa teknologi Arkoba telah berhasil dan sukses diadopsi masyarakat, sehingga keberhasilan Kab. Garut dalam menyerap dan menerapkan teknologi Arkoba dapat dijadikan tolok ukur dan contoh untuk diterapkan didaerah-daerah lain. Aplikasi Arkoba pada tanaman tembakau di Kab. Garut oleh KT.LSM GEPAK ternyata meningkatkan kuantitas dan kualitas daun tembakau secara signifikan (volume daun meningkat sampai 2,5 kali, serta meningkatkan aroma daun).

Menurut Kepala Dinas Kehutanan Kab. Garut, sekitar 7500 ha luas lahan Gerhan di Garut tahun 2007, sebesar 50% (sekitar 1000 ton) dari lahan tersebut ditanam dengan menggunakan Arkoba. Lebih lanjut, Arkoba ini akan dipromosikan untuk rehabilitasi lahan Pertamina dan diharapkan menjadi trademark-nya Kab. Garut melalui kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Dishut bersama Pemda.

Selain di Garut, aplikasi Arkoba juga dilakukan di Desa Karyasari, Kab. Bogor, yang difokuskan memacu produktivitas daun murbei untuk budidaya ulat sutera. Selain itu juga diaplikasikan pada budidaya nilam, pepaya dan tanaman Melaleuca bracteata. Hasil yang diperoleh sangat signifikan, karena hanya dengan memberi Arkoba 0,5 kg/rumpun pada tanaman murbei yang berumur sekitar 10 bulan, meningkatkan jumlah daun murbei sebesar lima kali lipat, selain itu juga meningkatkan kualitas benang sutera yang dihasilkan.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Masyhud, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan




Pewarta: prwir
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2009