Bandung (ANTARA News) - Pengamat ekonomi yang juga anggota tim
kampanye SBY-Boediono Chatib Basri mengatakan kondisi utang luar negeri Indonesia masih sangat baik dilihat dari rasionya terhadap PDB secara nasional.

"Rasio utang kita terhadap PDB itu turun dari 50 persen pada tahun 2004 menjadi 32 persen tahun ini," kata Chatib yang juga staf ahli menteri keuangan di Bandung, Jumat.

Menurutnya, penilaian terhadap kondisi utang luar negeri suatu negara tidak bisa dilihat dari jumlah utangnya, tetapi dari rasio utang itu terhadap produk domesti bruto (PDB) negara itu.

"Contohnya utang luar negeri Indonesia itu 147 miliar dolar AS sampai 2009, sementara utang luar negeri China 323 miliar dolar AS. Tapi ekonomi kita kan tidak lebih baik dari China meski utang kita lebih sedikit," kata Chatib.

Dikatakannya, meski jumlah utang luar negeri Indonesia meningkat tetapi secara rasio terhadap PDB terus turun yang menunjukkan manajemen utang pemerintah semakin baik.

"Kalau dibilang rasio utangnya turun karena PDB kita naik, itu memang tujuan kita untuk menaikkan PDB agar menciptakan lapangan kerja," katanya.

Menurut Chatib, tujuan utama pembangunan ekonomi dengan berutang adalah supaya PDB negara itu naik sehingga kegiatan ekonomi bisa berjalan dan kesejahteraan rakyat bisa ditingkatkan.

"Tidak ada gunanya berutang kalau PDB tidak naik, karena utang untuk yang produktif dan bermanfaat bagi rakyat," katanya.

Total utang luar negeri Indonesia pada tahun 2004 sebesar Rp637 triliun, tahun 2005 Rp620 triliun, tahun 2006 Rp559 triliun, tahun 2007 Rp586 triliun, tahun 2008 Rp730 triliun, dan tahun 2009 Rp732 triliun.

Sementara total surat berharga negara pada tahun 2004 Rp662 triliun, tahun 2005 Rp693 triliun, tahun 2006 Rp743 triliun, tahun 2007 Rp803 triliun, tahun 2008 Rp906 triliun dan tahun 2009 Rp968 triliun.(*)

Pewarta: ardik
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009