Padang (ANTARA News) - Memasuki hari kelima pasca ledakan tambang batu bara di kawasan Ngalau Cigak, Kota Sawahlunto, korban tewas menjadi 33 orang, karena Rizon Febri (28) yang dirawat pada RSUP M Djamil Padang, meninggal Jumat sekitar pukul 23:30 WIB.

Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP M Djamil Padang, dr. Irayanti, ketika dikonfirmasi Sabtu, membenarkan korban Rizon Febri yang mendertia luka bakar telah meninggal dunia.

Jasad korban yang mengalami luka pada bagian kepala belakang dan dada itu, telah dibawa pihak keluarga ke kampung halamannya di Tanjung Ampalu, Kabupaten Sijunjung, Sabtu dinihari.

Korban dirujuk ke RSUP M Djamil Padang, sejak Rabu (17/6) pagi karena luka bakarnya pada bagian kepala dan dadanya sudah grade 1-2 atau kadar lukanya sudah mencapai 70 persen selama tiga hari terakhir sehingga nyawa tak tertolong.

Sehari sebelumnya, korban Nopriadi (19) yang menderita luka bakar dan meninggal dunia pada (18/6) sekitar pukul 23:00 WIB setelah mendapatkan perawatan dua hari di RSUP M Djamil Padang.

Jasad korban Jumat pagi telah dibawa pihak keluarga kekampung halamannya di Tanjung Ampalu, Kabupaten Sijunjung.

"Kini korban akibat peristiwa di tambang batu bara Sawahlunto itu, tinggal satu orang lagi (Syaiful) yang masih dirawat,"kata dr. Irayanti.

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Sawahlunto, juga koordinator pada Posko Bencana itu, Adri Yusman, ketika dikomfirmasi melalui ponselnya membenarkan korban tewas akibat ledakan gas metan menjadi 33 orang.

Jumlah korban meninggal itu, sebanyak 31 orang yang ditemukan saat evakuasi pada lobang tambang yang dikelola CV. Perdana itu.

Sementara Nopriadi (19) dan Rizon Febri (28) meninggal setelah dirawat intensif di RSUP M Djamil Padang.

"Korban yang luka-luka ringan dan sedang hingga kini masih ada dirawat pada RSUD Sawahlunto, tetapi kondisinya terlihat terus membaik," katanya.(*)

Pewarta: luki
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009