Jakarta, 23/6 (ANTARA) - Pada tanggal 5-9 Juni 2009, Menteri Kehutanan didampingi Staf Ahli Menteri bidang Kelembagaan dan tujuh pejabat/staf Dephut telah mengadakan kunjungan kerja ke beberapa kota di Jepang yaitu Tokyo, Ashio, Yokohama dan Nihama. Kunjungan kerja dilaksanakan dalam rangka peningkatan hubungan Indonesia-Jepang dan Indonesia-ITTO yang telah berjalan dengan baik. Pada kunjungan tersebut, Menhut mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Direktur Eksekutif Organisasi Kayu Tropis Internasional (ITTO) dan Walikota Yokohama.

Pada kesempatan tersebut, Menhut meninjau fasilitas breeding center dan kebun binatang Zoorasia di Yokohama, proyek reklamasi kawasan hutan bekas penambangan tembaga di Ashio, Prefektur Tochigi di Nihima, Prefektur Ehime. Selain itu Menhut menghadiri pula peluncuran satwa Bekantan (Nasalis larvatus) di kebun Binatang Zoorasia, Yokohama.

Dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan membahas REDD, Jepang mengakui dan mendukung inisiatif Indonesia mengenai mekanisme REDD. Jepang mendorong Indonesia untuk terus mengadakan pendekatan dengan Negara-negara yang belum dapat menerima REDD. Dalam kesempatan tersebut juga dibahas Pilot project log tracking di Indonesia dalam kerangka Action Plan for Combating Illegal Logging and Trade in Illegally Logged Timber and Wood Products. Menhut menyampaikan bahwa kegiatan tersebut telah mampu mewujudkan paket teknologi yang cost effective untuk dikembangkan terutama pada skala perusahaan besar.

Pertemuan dengan Direktur Eksekutif ITTO juga membahas mengenai REDD. Menhut menyampaikan perlunya ITTO terus mendorong kegiatan yang berkaitan dengan REDD, untuk menyakinkan Negara-negara ITTO guna mendorong percepatan keputusan mengenai REDD di COP-15 Copenhagen. Dibahas juga mengenai ratifikasi perjanjian kayu tropis Internasional (ITTA) 2006. Komitmen Indonesia kepada ITTO telah dibuktikan dengan dilakukannya Ratifikasi ITTA 2006, notifikasi ratifikasi telah diterbitkan oleh Office of Legal Affairs PBB pada 1 April 2009. Ratifikasi yang telah dilakukan oleh Indonesia menjadi hal positif bagi ITTO, mengingat sampai saat ini baru sekitar 20 dari 60 negara yang meratifikasi ITTA 2006.

Pada acara peluncuran Bekantan, menhut menekankan agar program kerjasama pengelolaan bekantan antara Kebun Binatang (KB) Zoorasia dengan Kebun Binatang (KB) Surabaya dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya penguatan konservasi jenis Bekantan di habitat alaminya. Peluncuran lima bekantan didatangkan dari KB Surabaya pada akhir maret 2009 diselenggarakan pada tanggal 7 Juni 2009 di KB Zoorasia.

Kunjungan ke Breeding Center dimaksudkan untuk melihat fasilitas dan keberhasilan pengembangan Jalak Bali. Dalam kesempatan tersebut pihak Yokohama menawarkan kemungkinan kerjasama lanjutan dengan memberikan 40 ekor Jalak Bali hasil penangkaran pada 2010-2011. Selama 2004-2008 sejumlah 70 ekor Jalak Bali telah dikembalikan ke Indonesia (sebagian telah dilepasliarkan di TN Bali Barat pada Desember 2008), dan 30 ekor lainnya akan dikirimkan pada bulan Maret 2010.

Lesson learned yang diperoleh dari kunjungan ke proyek reklamasi hutan bekas penambangan di Ashio dan Niihama adalah perlunya mempertimbangkan untuk melakukan kajian manfaat dan kerugian yang ditimbulkan dalam melakukan penambangan di kawasan hutan karena :
- Karakter industri perambangan cenderung merusak alam. Usaha penanaman dengan rumput dan tanaman hutan secara besar-besaran dan dana yang sangat besar selama 50 tahun tidak cukup untuk mengembalikan hutan ke kondisi semula
- Kegiatan reklamasi lahan bekas penambangan membutuhkan kebijakan yang konsisten, komitmen yang kuat dari pemerintah untuk mengatur kegiatan penambangan, serta memberikan skala prioritas pada kegiatan ini.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Masyhud, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan




Pewarta: prwir
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2009