Jakarta (ANTARA News) - Untuk memperbaiki citra bangsa dan menegakkan jati diri bangsa maka harus dimulai dengan membangun pemerintahan yang bersih, demikian Calon Wakil Presiden Boediono, pada sesi penyampaian visi dan misi dalam acara debat cawapres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta, Selasa malam.

Boediono menilai selama ini Indonesia masuk ke jajaran negara terkorup di dunia dan bahkan dikenal sebagai negara yang menjadikan korupsi sebagai budaya sehingga pembangunan jati diri bangsa harus dimulai dari tema itu.

Selain itu, pembangunan jati diri Bangsa Indonesia tidak bisa dilakukan secara indoktrinasi, sebaliknya harus dengan memperkuat rasa keadilan, kebanggaan dan kesejahteraan rakyat yang semakin merata.

Boediono lantas mengajukan empat hal untuk memperkuat jati diri bangsa, yaitu kebudayaan nasional, politik nasional, ekonomi nasional, dan hukum nasional.

Untuk memperkuat budaya, mantan Gubernur Bank Indonesia itu menegaskan mesti diperkuat dan dilestarikannya aset paling berharga bangsa Indonesia, yaitu Bahasa Indonesia dan Budaya daerah, sedangkan di bidang politik, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus tetap utuh dan demokrasi harus dikembangkan.

"Untuk ekonomi nasional, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, nilai-nilai Pancasila harus diutamakan masuk dalam kebijakan-kebijakan ekonomi," ujar Boediono.

Selain itu, pembangunan infrastruktur harus dipercepat guna mempercepat integrasi internal Bangsa Indonesia dan membuka jalan bagi pemerataan pembangunan.

Sedangkan di bidang hukum nasional, Boediono menyebut reformasi hukum dan perlindungan HAM sebagai cara untuk memperkuat jati diri bangsa.

Boediono lalu menyebutkan empat konsensus untuk membangun jati diri Bangsa Indonesia sebagaimana sering disebut pasangannya Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Pada debat cawapres perdana yang dilaksanakan di studio salah satu televisi swasta, KPU mengubah aturan debat dimana sampaian visi dan misi dari setiap calon diperpendek menjadi tujuh menit dari sebelumnya 10 menit.

Selain itu, pada debat cawapres yang dimoderatori oleh Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Komaruddin Hidayat, dilakukan pendalaman pertanyaan kepada setiap calon. (*)

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2009