Jakarta (ANTARA News) - Penyanyi kharismatik, Iwan Fals berhasil menghipnotis" ribuan pengunjung Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2009 dengan menggelar konser di lapang utama, kemarin.

Iwan Fals yang menggunakan kaos hitam dipadu celana jeans biru telur asin dengan iringan petikan senar gitarnya langsung menggebrak penonton melalui lantunan lagunya berjudul "Garuda".

Penyanyi balada tersebut melanjutkan aksi panggungnya dengan salah satu lagu andalannya "Celoteh" dan" Jakarta "sesuai dengan momennya ulang tahun DKI Jakarta ke-482 yang jatuh pada 22 Juni 2009.

Dibawah sorotan lampu panggung yang didominasi warna biru, bapak dari almarhum Galang Rambu Anarki ini, mendendangkan lagu Entah, Aku Bukan Pilihan dan Yang Tercinta.

Namun aksi penyanyi senior tersebut sempat tercoreng keributan antar penonton di bawah panggung, sehingga Iwan Fals menghentikan nyanyinya hingga lima menit.

"Kayaknya banyak jagoannya yah, bagaimana teruskan tidak?" kata Iwan bermaksud mengajak penggemarnya untuk menghentikan aksi brutalnya.

Sementara itu, seorang penggemar fanatik asal Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jajang mengorbankan tidak masuk kerja , karena ingin menonton aksi panggungnya, Iwan Fals.

"Saya izin kerja karena tahu Iwan Fals manggung di PRJ," kata anggota Organisasi Iwan Fals (OI) Depok, Jawa Barat tersebut.

Sama halnya dengan penonton asal Citayem, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Tatang Supriyatna tidak mau ketinggalan mengikuti konser penyanyi yang bernama lengkap Virgiawan Listanto tersebut.

Seakan tidak ada lelahnya, penyanyi kelahiran 3 September 1961 tersebut, ingin memuaskan penggemarnya dengan suara serak khasnya dengan lagu populernya, yakni Nyanyian Jiwa, Ini Dia Si Jali-jali (versi balada), Bongkar, Bento, Pesawat Tempur, Kekasih, Jakarta Sudah Habis dan Lagu Empat dari Album Hijau.

Lagu Empat tersebut menjadi nyanyian terakhir Iwan Fals pada konser di ajang PRJ yang memasuki hari ke-12 tersebut, sementara itu, penonton membubarkan diri secara tertib dan terkendali dengan penjagaan ketat dari petugas kepolisian.(*)

Pewarta: luki
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009