"Mayoritas mereka adalah masyarakat yang pulang kampung dan baru tiba dari daerah zona merah penularan COVID-19, termasuk dari luar negeri," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa total gedung yang sekarang terpakai untuk observasi berada di sebanyak 478 titik se-Jatim.
Sedangkan jumlah keseluruhan, kata dia, sudah ada 7.387 desa atau kelurahan yang memiliki ruang observasi mandiri untuk melakukan pengamatan warga pulang kampung.
Sementara itu, Khofifah yang juga Gubernur Jatim tersebut menjelaskan bahwa pemprov setempat sudah menyiapkan dana bantuan sosial bagi warga terdampak COVID-19, namun sistem penyalurannya ada di pemerintah kabupaten dan kota.
"Ada bantuan Pemprov Jatim kami distribusikan lewat kabupaten/kota. Anggarannya ditransfer ke BPBD," katanya.
Di sisi lain, berdasarkan data per Rabu (29/4), jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Jawa Timur secara keseluruhan mencapai 871 orang.
Bagi warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim mencapai 2.986 orang, sedangkan ODP tercatat 19.051 orang.
Terkait status daerah terjangkit atau zona merah, saat ini totalnya 35 daerah atau hanya menyisakan tiga daerah di provinsi itu yang tidak ada kasus positif COVID-19, yaitu Kota Madiun, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Sampang, demikian Khofifah Indar Parawansa.
Baca juga: Tambah tiga orang, pasien positif COVID-19 di Magetan-Jatim jadi 33
Baca juga: Gubernur Khofifah pantau arus mudik di jalur tol Ngawi
Baca juga: Bupati konsultasikan ke Pemprov penerapan PSBB di Magetan
Baca juga: Bertambah satu, pasien positif COVID-19 di Lumajang jadi 13 orang
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2020