Jakarta (ANTARA News) - Tim sukses pasangan Capres-Cawapres SBY-Boediono, Bara Hasibuan, optimistis serangan "black campaign" (kampanye hitam) yang begitu keras tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap elektabilitas SBY.

"Saya yakin kampanye hitam tidak banyak mempengaruhi elektabilitas SBY," katanya dalam diskusi "Menelisik Gagasan Perubahan Para Capres Cawapres" yang diselenggarakan Mitra Perubahan Indonesia (MPI) di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Selasa.

Bara mengakui, pasangan SBY-Boediono merupakan capres-cawapres paling banyak menerima serangan dari lawan politik.

Namun demikian, kata Bara, serangan tersebut dinilai sebagai hal yang biasa dalam kampanye pemilu presiden. "Kita tahu, SBY itu kan incumbent, dalam kampanye selalu paling keras diserang," ujarnya.

Dikatakannya, serangan dari para lawan politk dalam kampanye memang tidak bisa dihindarkan. Hanya saja, Bara meminta serangan yang ditujukan ke SBY sesuai dengan kasusnya dan atas dasar fakta yang jelas.

Yang jelas, katanya, komitmen utama SBY ke depan adalah mengkonsolidasikan demokrasi untuk meningkatkan kesejahteraan orang banyak. Sehingga demokrasi bukan soal kebebasan pendapat saja tapi juga memberikan kesejahteraan bagi rakyat.

Bara mengingatkan agar capres-cawapres terpilih harus bebas dari konflik kepentingan bisnis. "Prasyarat melakukan perubahan adalah para capres-cawapres harus bebas dari konflik kepentingan harus menjadi perhatian utama para capres-cawapres prasyarat utama agar," terangnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPD RI, Laode Ida yang hadir dalam diskusi itu menilai pasangan SBY-Boediono diyakini mampu memperkuat sistem presidensial jika terpilih pada Pilpres 8 Juli mendatang.

Menurutnya, SBY dinilainya sangat berani memilih Boediono yang bukan berasal dari partai politik.

"SBY memilih Boediono dengan harapan bisa konsentrasi membantu tugas-tugas presiden. Karena Boediono adalah figur yang bebas dari konflik kepentingan baik jabatan di partai politik maupun di kepentingan bisnis," katanya.

Laode menilai SBY telah meletakkan pondasi bagi kehidupan demokrasi di Indonesia. Bukan hanya itu, lanjut Laode, SBY-Boediono merupakan pasangan capres yang paling reformis ketimbang yang lainnya.(*)

Pewarta: imung
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009