Jakarta (ANTARA News) - Debat antarcalon presiden putaran terakhir (final) yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis malam, dikemas lebih semarak dengan dihadiri sekitar seribu orang yang terdiri atas tim kampanye dan tamu undangan.

Tampak ruang debat di Balai Sarbini dipadati oleh tamu undangan dari berbagai kalangan seperti akademisi, pengamat, pemimpin media, serta tokoh masyarakat yang netral. Dalam debat sebelumnya, tamu undangan yang hadir tidak pernah mencapai seribu orang.

Sebelum acara debat dimulai pemandu acara berulang kali mengingatkan penonton debat yang hadir untuk tertib selama debat dan bertepuk tangan pada waktu yang telah ditentukan.

Penonton debat diminta untuk tidak bertepuk tangan saat masing-masing calon memaparkan visi misi, maupun jawabannya ketika debat berlangsung.

Rangkaian acara debat diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" yang dinyanyikan oleh seluruh tamu undangan debat. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan dari empat penyanyi "Idola Cilik" yang menyanyikan lagu "Indonesia Tanah Air Beta".

Debat dipandu oleh moderator Pratikno yang juga dikenal sebagai pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada. Sesaat sebelum sesi kedua yakni debat antarcapres, Pratikno meminta kepada penonton untuk tidak bertepuk tangan.

"Penonton diminta tidak bertepuk tangan sampai pernyataan capres selesai... hanya boleh diawal dan akhir," katanya mengingatkan.

Hal ini disampaikan Pratikno setelah saat penyampaian visi dan misi capres `diinterupsi` oleh tepukan tangan dari penonton.

Namun tepukan tangan tersebut tidak muncul tanpa sebab. Tepuk tangan dari hadirin yang hadir di lokasi debat itu muncul merespon aksi capres Jusuf Kalla yang dalam penyampaian visi misinya menyindir iklan tentang pilpres satu putaran.

"Iklan pilpres satu putaran dengan alasan Rp4 triliun itu artinya demokrasi diukur dengan uang," katanya yang langsung disambut dengan tepuk tangan hadirin.

Debat capres terakhir ini diharapkan lebih hangat, dinamis, dan konkret dibandingkan dengan debat sebelumnya. Dengan demikian, masyarakat dapat mengetahui dengan jelas visi, misi, dan program setiap pasangan calon. (*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009