Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat sore melemah hingga posisinya masih di atas angka Rp10.200 per dolar, karena pelaku masih membeli dolar akibat membaiknya mata uang di pasar regional.

Faktor yang mendorong pembelian dolar itu, karena data tingkat pengangguran AS yang meningkat memicu pelaku pasar regional membeli dolar, kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Jumat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp10.205-Rp10.215 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp10.175-Rp10.185 atau turun 30 poin.

Rully Nova mengatakan, pelaku pasar lebih interest terhadap isu global ketimbang domestik, karena itu pembelian dolar oleh pelaku lokal akibat membaiknya dolar di pasar regional.

Selain itu, penurunan bunga BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,75 persen juga menekan pergerakan rupiah terhadap dolar, katanya.

Ia mengatakan, penurunan BI Rate itu hingga dibawah tujuh persen akan menekan bunga kredit bank juga turun, setelah suku bunga simpanan merosot.

Perbankan terlihat kesulitan untuk menurunkan suku bunga kreditnya, karena suku bunga simpanan dan juga bunga Surat Utang Negara (SUN) yang masih tinggi.

Sementara itu, di pasar domestik, sejumlah analis mengatakan pada tahun ini diperkirakan akan bisa dibawah lima persen atau di bawah perkiraan Bank Indonesia yaitu 5-7 persen.

Isu seharus memicu rupiah untuk bergerak naik karena menunjukkan kinerja ekonomi nasional berjalan pada arah yang benarnya, katanya.

"Inflasi tidak hanya bisa berada di level bawah 5-7 persen, tapi bisa di bawah lima persen," katanya.

"Ini jauh lebih rendah dibandingkan pola historisnya (inflasi)," katanya.

Meski terpuruk lanjut dia, Bank Indonesia (BI) tetap memantau pasar agar rupiah tidak kembali berada di atas angka Rp10.500 per dolar.

Karena posisi rupiah pada level itu akan tidak meguntungkan bagi eksportir untuk melakukan aksi lepas produkya di pasar ekspor, ucapnya.(*)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009