Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Kominfo, Gatot S Dewa Broto di Jakarta Senin mengatakan, sejak seminggu menjelang Pilpres Ditjen Postel terus memonitor secara intensif baik dari kantor pusat Ditjen Postel maupun melalui seluruh kantor Balai dan juga Loka Monitoring Frekuensi Radio di seluruh Indonesia.
Upaya itu dilakukan dengan salah satunya stand by 24 jam penuh guna mengantisipasi kemungkinan penyalahgunaan, baik untuk tujuan kampanye Pemilihan Presiden secara langsung maupun tidak langsung.
"Kegiatan seperti ini sebenarnya bukan dilakukan untuk Pemilihan Presiden 2009 ini saja, tetapi juga telah berlangsung pada beberapa Pemilu dan Pilkada sebelum ini," katanya.
Hingga sejauh ini Gatot mengatakan, tidak ada laporan anomali pelanggaran penggunaan frekuensi radio untuk kepentingan Pilpres.
Selain itu, pihaknya juga meminta penyelenggara telekomunikasi dan seluruh mitra kerja Depkominfo yang terkait penyediaan fasilitas IT Pemilu untuk tetap menjaga kualitas layanan bagi kelancaran daya dukung komunikasi Pemilu.
Departemen Kominfo juga mengharapkan PT Telkom yang telah memenangkan lelang terbuka jasa layanan jaringan komunikasi data KPU untuk mengoptimalisasikan kinerjanya.
Ia mengatakan, pengalaman munculnya berbagai masalah back up IT pada Pemilu Legilatif April lalu, mulai dari masalah entry data, kelambatan dampak penggunaan Identification Character Recognition, hingga masuknya sejumlah hacker telah menjadi pelajaran berharga.
"Kita semua harus berhati-hati, cermat, dan cepat dalam mendukung kelancaran komunikasi data secara efisien, efektif dan dengan tingkat akurasi dan sistem keamanan yang tinggi dalam membantu KPU," katanya.
Dalam rangkaian persiapan menjelang Pemilihan Presiden 2009, Departemen Kominfo dan PT Telkom intensif melakukan koordinasi teknis dan strategis sebagaimana yang juga dilakukan menjelang Pemilu legislatif lalu.
(*)
Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009
