Tabanan (ANTARA News) - Terkait adanya dugaan kecurangan di sejumlah TPS Kabupaten Tabanan, Bali terhadap perolehan suara Pilpres 2009 yang mencapai 100 persen, Panwaslu setempat mengaku tidak menemukan adanya pelanggaran.

"Kami sudah turun ke TPS-TPS yang perolehan kandidat Mega-Prabowo mencapai 100 persen, namun kami tidak menemukan adanya kecurangan atau pelanggaran," tandas Ketua Panwaslu Tabanan I Made Rumada di Tabanan, Sabtu.

Apa yang disampaikan I Made Rumada tersebut sekaligus menepis dugaan yang disampaikan Ketua Panwaslu Bali I Wayan Djuana terhadap adanya kecurangan dalam TPS yang meraih suara 100 persen.

Rumada menambahkan, ada sedikitnya lima TPS di Tabanan yang perolehan suara pasangan Mega-Prabowo mencapai 100 persen.

Setelah ditelusuri ternyata pada lima TPS itu ada dua temuan yakni, tidak ada saksi dari kandidat selain Mega-Prabowo dan ada juga saksi kandidat lain, namun mereka tidak mencentang di TPS tempatnya bertugas.

"Para saksi mengaku mencentang di tempat asalnya sebelum berangkat ke TPS," kilahnya. Namun demikian, dia menyatakan belum ada instruksi resmi dari Panwaslu Bali terkait adanya rencana penyelidikan ke TPS bersangkutan.

Jika pada nantinya Panwaslu Bali meminta klarifikasi secara resmi, dia menyatakan siap memberikan data-data sesuai temuannya di lapangan.

"Yang pasti kami sudah melakukan penelusuran ke TPS-TPS yang dimaksudkan, namun kami tidak menemukan adanya intimidasi atau kecurangan lain yang mengarah pada pelanggaran pemilu," tegasnya.

Sebelumnya Ketua Panwaslu Bali mengatakan, pihaknya menduga ada indikasi kecurangan yang terjadi pada dua TPS yang ada di Desa Angsri, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Dimana pada dua TPS ini perolehan suara kandidat Mega-Prabowo mencapai 100 persen.

Djuana juga berencana meminta klarifikasi dari Panwaslu Tabanan terkait hal itu, dan berencana turun melakukan penyelidikan.

Selain di dua TPS tersebut masih ada tiga TPS lain yang meraih suara 100 persen di Kecamatan Tabanan. salah satunya di TPS Desa Sudimara, Tabanan.(*)

Pewarta: imung
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009