Jakarta, (ANTARA News) - Fungsionaris DPP Partai Golkar, Zainal Bintang, di Jakarta, Minggu, menyatakan, kelompok yang menamakan diri sebagai "poros konstitusi" di tubuh partai berlambang pohon beringin itu siap menghadang koalisi pragmatis dalam upaya memperebutkan tampuk pimpinan kekuatan politik pemenang Pemilu 2004 tersebut.

"Koalisi pragmatis ini kini terus menggencarkan upaya mempercepat Musyawarah Nasional (Munas) atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Rencana ini harus ditolak, karena ini hanya akal-akalan merebut kekuasaan politik dengan mencederai konstitusi partai," tandasnya.

Zainal Bintang yang juga pimpinan Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) - salah satu organisasi pendiri Partai Golkar (PG) - menilai, kekalahan PG pada Pemilu Legislatif (Pileg) harus menjadi tanggungjawab kolektif seluruh pengurus partai di semua tingkatan.

"Untuk itu, budaya tanggungjawab kolektif harus dipertahankan sebagai jatidiri PG dan menjadi alat pemersatu partai. Janganlah selalu mencari celah antara lain dengan merancang Munaslub untuk merebut kekuasaan lalu memperalat partai hanya sebagai kendaraan demi tujuan-tujuan praktis," ujarnya.

Pemimpin Bermental Pragmatis

Zainal Bintang yang juga menduduki salah satu Ketua Departemen di DPP Partai Golkar, mengajak semua pengurus maupun kader dari daerah hingga pusat, agar konsisten menjunjung mekanisme konstitusi.

"Inilah satu-satunya instrumen aturan main yang sah, berdasarkan AD/ART, aturan-aturan partai serta konvensi yang telah berurat akar dalam tubuh partai sejak kelahirannya," katanya.

Kepada seluruh jajaran partai yang setia kepada konstitusi, agar sama-sama merapatkan barisan dan menolak kehadiran elit pemimpin bermental pragmatis.

"Jangan lagi biarkan kepengurusan partai ini di semua tingkatan, mulai dari DPD II, DPD I hingga DPD, dipegang oleh orang-orang seperti itu, yang sangat kentara perilaku haus kekuasaannya dengan menginjak-injak kaidah dan aturan main partai dengan menggunakan modal materi (uang) semata-mata," ungkapnya.(*)

Pewarta: imung
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009