New York (ANTARA News/AFP) - Saham-saham di Wall Street bersusah payah merangkak naik pada Selasa waktu setempat, karena lebih kuatnya daripada perkiraan laporan laba dari raksasa keuangan Goldman Sachs membantu investor atas pandangan data ekonomi terbaru yang tak bersemangat.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 27,81 poin (0,33 persen) ditutup pada 8,359.49, memperpanjang keuntungan setelah `rally` kuat tiga digit pada hari Senin.

Indeks komposit saham teknologi-berat Nasdaq meningkat 6,52 poin (0,36 persen) ke 1,799.73 sedangkan indeks Standard & Poor`s 500 bertambah 4,79 poin (0,53 persen) menjadi 905,84.

Indeks-indeks utama bergerak keluar masuk wilayah positif untuk sebagian besar hari dalam kisaran sempit dalam perdagangan tyang sepi.

Tindakan pasar datang setelah raksasa keuangan AS Goldman Sachs mencatat laba bersih 3,44 miliar dolar AS pada kuartal kedua, melampaui perkiraan pasar dan mengurangi ketakutan tentang jatuhnya sistem keuangan.

Scott Marcouiller dari Wells Fargo Advisors mengatakan, laba Goldman "memukul ekspektasi, tetapi ada respon dimatikan di saham karena sebagian besar telah terdiskom kemarin."

Jon Ogg di 24/7 Wall Street mengatakan, pasar sedang berhati-hati karena laporan laba menurun, dan menawarkan petunjuk mengenai bagaimana perusahaan terimbas resesi.

"Laporan laba yang mulai datang tanpa belas kasihan dan tidak meringankan kenaikan dalam tiga pekan mendatang," ujarnya.

Pasar juga bereaksi untuk berita bahwa penjualan ritel AS meningkat 0,6 persen pada bulan Juni, namun dengan penjualan bensin menyumbangkan sebagian besar dari kenaikan karena tingginya harga.

Laporan menyoroti "tidak merata, dan ketidakpastian, sifat dari proses pemulihan," kata Patrick O`Hare dari Briefing.com.

Laporan lain menunjukkan biaya energi mendorong melonjaknya harga grosir AS sehingga naik tajam 1,8 persen pada bulan Juni.

Walaupun kenaikan harga lebih tajam dari perkiraan, analis mengatakan bahwa faktor besar adalah biaya energi yang ada sejak ekonomi mundur, dan secara keseluruhan kondisi inflasi lembut.

"Meskipun kenaikan harga pada Juni menejutkan, lemahnya permintaan akan mendominasi kecenderungan inflasi jangka pendek untuk beberapa bulan ke depan, diberikan dari resesi yang mendalam," kata Mark McMullen dari Moody`s Economy.com.

Di antara saham kunci, Goldman Sachs naik tipis 0,15 persen menjadi 149,66 dolar AS, memperpanjang kenaikan hari Senin, tetapi sektor keuangan sisanya berada di bawah tekanan.

Diantara raksasa perbankan ritel, Bank of America turun 0,62 persen menjadi 12,91 dolar AS dan JPMorgan Chase turun 0,03 persen menjadi 34,70 dolar AS.

CIT Group, kreditur usaha yang mencari bantuan dana segar pemerintah untuk menghindarkan kebangkrutan, berbalik naik 19,26 persen menjadi 1,61 dolar AS setelah turun tajam pada hari Senin.

Pada sektor kesehatan, Johnson & Johnson naik 0,88 persen menjadi 58,23 dolar AS setelah melaporkan laba bersihnya yang lebih baik daripada perkiraan sebesar 3,2 miliar dolar AS.

Di sektor teknologi, Dell turun 8,06 persen menjadi 11,97 dolar AS, karena komputer raksasa itu memperingatkan lemahnya permintaan yang sedang berlangsung.

Intel naik 2,06 persen menjadi 16,83 dolar AS. Setelah bel, produsen chip komputer itu melaporkan kerugian bersih 398 juta dolar AS selama kuartal lalu karena denda antitrust yang besar di Eropa.

Tetapi tidak termasuk hal-hal khusus, Intel mencatat laba di depan perkiraan 18 sen per saham.

Obligasi jatuh. Imbal hasil (yield) pada obligasi negara 10-tahun meningkat menjadi 3,447 persen dari 3,346 persen pada Senin, dan pada obligasi 30-tahun naik ke 4,349 persen dari 4,233 persen. Harga dan yield obligasi bergerak dalam arah berlawanan.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009