New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak ditutup bervariasai pada Selasa waktu setempat, karena data gagal menghasilkan sebuah kepercayaan dalam sebuah ekonomi yang berbalik naik (rebound) di Amerika Serikat, konsumen energi terbesar di dunia.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Agustus, turun 17 sen menjadi berakhir pada 59,52 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik 17 sen menjadi menetap pada 60,86 dolar AS per barel.

Kontrak New York pada sesi Senin, dibuka di wilayah positif dan berakhir di zona merah.

"Upaya untuk rebound (berbalik naik -red.) tidak bekerja," kata Antoine Halff dari Newedge Group.

Prasangka negatif yang dihasilkan dari "kekhawatiran tentang ekonomi (AS) pada umumnya dan khususnya dalam pekerjaan," tambahnya.

Menurut Halff, pasar minyak mencerminkan sesi yang berubah-rubah di pada pasar saham New York, yang dianggap sebagai barometer opini investor tentang ekonomi, dan akibatnya pada permintaan minyak.

Kontrak New York memperoleh dukungan pada awal perdagangan oleh lebih besarnya daripada perkiraan peningkatan penjualan ritel AS pada bulan Juni 0,6 persen dari Mei, kata analis.

Tetapi penjualan bensin menyumbang banyak kenaikan akibat harga lebih tinggi, data Departemen Perdagangan menunjukkan.

Dalam laporan terpisah, Departemen Tenaga Kerja mengatakan harga energi melonjak 6,6 persen pada bulan Juni, mendorong harga grosir AS naik dengan tajam 1,8 persen.

"Fundamentals di pasar berhenti untuk menjadi lebih buruk," Hussein Allidina dari Morgan Stanley mengatakan dalam sebuah konferensi.

Di tengah konsumsi AS yg menderita kurang darah, persediaan produk minyak membengkak ada dalam beberapa pekan terakhir.

Para pPedagang tampak bersikap hati-hati jelang laporan mingguan persediaan minyak AS yang akan dipublikasikan pada hari Rabu oleh Departemen Energi.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009