Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Sukarnoputri menyatakan prihatin dengan merebaknya berbagai isu yang mempersoalkan kembaga ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila dan UUD 1945.

Saat memberikan sambutan dalam pembukaan Rakernas VI PDIP di Lenteng Agung, Jakarta, Rabu, Megawati menuturkan jika ideologi NKRI, Pancasila dan UUD 1945 dipersoalkan kembali maka hal itu akan menjadi masalah pelik di kemudian hari.

"Kalau benar seperti itu, saya benar-benar prihatin dengan Indonesia ke depan. Kita akan mengalami perjuangan yang cukup panjang," kata Megawati yang juga putri Proklamator Bung Karno itu.

Ia mengaku beberapa hari lalu mendapat kiriman pesan singkat (SMS) dari seseorang.

Isi SMS itu menyebutkan, untuk memenangi Pemilu dan Pilpres tidak perlu memikirkan lagi soal NKRI, Pancasila dan UUD 1945.

Mantan Presiden RI ke-5 itu mengungkapkan bagi PDIP dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), ideologi NKRI, Pancasila dan UUD 1945 merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

"Saya banyak mendapat ucapan selamat bukan karena Pilpres tapi karena perjuangan PDIP yang konsisten untuk menegakan ideologi kebangsaan kita," katanya.

Koalisi besar

Pada kesempatan itu Megawati juga menyatakan prihatin dengan nasib koalisi besar yang disepakati sejumlah partai yaitu PDIP, Golkar, Gerindra, Hanura dan sejumlah parpol lain sebelum Pemilu Legislatif 4 April lalu.

Dikatakan, koalisi besar yang digagas itu kian sirna karena satu persatu parpol-parpol tersebut rontok di tengah jalan.

Dikatakan, gagasan membangun koalisi besar di pemerintahan dan parlemen mulai dari tingkat pusat hingga kabupaten/kota semata-mata demi memperjuangkan tegaknya ideologi kebangsaan Indonesia.

"Dari dulu PDIP lahir dan berjuang untuk mempertahankan ideologi kebangsaan Indonesia yaitu NKRI, Pancasila dan UUD 1945," tegas Megawati. (*)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009