New Delhi (ANTARA News/AFP) - Perdana Menteri India Manmohan Singh mengatakan, Kamis, perundingan perdamaian dengan Pakistan akan tetap tertahan sampai negara itu menindak orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan di Mumbai tahun lalu, demikian dilaporkan kantor berita PTI.

"Proses dialog bertahap tidak bisa dimulai lagi kecuali jika tindakan-tindakan teroris, seperti yang mengguncang Mumbai, ditangani secara benar dan pelaku kejahatan keji ini dibawa ke pengadilan," kata Singh.

Ia menyampaikan pernyataan itu kepada wartawan India setelah perundingan dengan PM Pakistan Yousuf Raza Gilani di sela-sela pertemuan puncak Gerakan Non-Blok di Mesir.

"Selama wilayah Pakistan digunakan untuk melakukan tindakan-tindakan terorisme yang ditujukan pada India, saya rasa proses dialog, bahkan jika dimulai, tidak akan bisa bergerak maju," kata Singh.

Proses perdamaian antara kedua negara tetangga yang berkekuatan nuklir itu tertahan setelah serangan-serangan November 2008 terhadap Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, yang menewaskan 166 orang.

Pernyataan Singh itu tampaknya bertentangan dengan sebuah pernyataan bersama dengan Gilani dimana kedua pemimpin tersebut mengatakan bahwa tindakan terhadap terorisme "tidak boleh dikaitkan" dengan proses dialog tersebut.

Dalam pernyataannya kepada media India, Singh mengatakan, "Harus ada upaya-upaya jujur serius untuk menjembatani kesenjangan yang memisahkan kedua negara itu."

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, jurubicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

India dan Pakistan terlibat dalam tiga perang dan hampir terjerumus ke dalam perang keempat setelah serangan militan pada 2001 terhadap gedung parlemen India.

Dua dari tiga perang itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Lebih dari 40.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pemberontak Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pemberontak Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009