Jerusalem (ANTARA News/Reuters) - Israel telah mengirim beberapa utusan ke Ethiopia untuk menguji permintaan 3.000 warga Ethiopia yang mengklaim sebagai keturunan Yahudi dan sedang menunggu di kamp-kamp transito untuk berimigrasi ke Israel, seorang pejabat mengatakan, Kamis.

Sekitar 100.000 orang Yahudi dari Ethiopia telah tinggal di Israel. Banyak dari mereka yang tiba dalam penerbangan pada 1980-an dan 1990-an pada waktu kelaparan dan perselisihan politik di Ethiopia.

Ribuan orang lagi orang Falash Mura, yang menyatakan mereka telah dipaksa masuk Kristen di Ethiopia, juga telah berimigrasi dalam kelompok-kelompok kecil, tapi Israel telah menghentikan sebagian besar aliran itu sekitar dua tahun lalu.

Menteri dalam Negeri Eli Yishai dari partai Orthodok Shas berusaha untuk memperbarui aliran orang dari Ethiopia dalam upaya untuk membawa kira-kira 8.700 orang yang tinggal di kamp-kamp transito yang jorok selama beberapa tahun ke negara Yahudi itu, beberapa pejabat mengatakan.

Roi Lachmanovitch, seorang jurubicara Yishai, mengatakan kementerian itu telah mengirim tiga pejabat, dua dari kementerian tersebut dan satu dari badan Yahudi pemerintah, ke Ethiopia Rabu, untuk memeriksa pemenuhan syarat bagi imigrasi 3.000 orang.

"Yishai menganggap penting untuk membawa semua orang Yahudi, termasuk orang-orang yang surat-surat kepercayaannya mungkin diragukan, ke Israel dan sangat buruk jika itu tidak terjadi," kata Lachmanovitch.

Yishai merencanakan untuk minta kabinet Israel untuk membolehkan sebagian besar dari 8.700 orang yang sedang menunggu visa untuk berimigrasi itu, menetapkan mereka telah memenuhi kualifikasi pemenuhan syarat dan membuktikan latar belakang Yahudi mereka, kata seorang pejabat.

Israel, yang menentukan sendiri sebagai negara Yahudi, pada umumnya mendukung imigrasi orang Yahudi dan mensubsidi banyak pendatang baru untuk membantu menjamim Yahudi tetap mayoritas di negara tempat sekitar 20 persen penduduknya adalah orang Arab.

Kelompok-kelompok imigran di Israel telah lama memprotes penangguhan dalam mengizinkan Falash Mura untuk datang, dan mengatakan kelompok itu telah memisahkan banyak keluarga yang familinya telah meninggal.

"Kami meyambut baik dibukanya kembali pintu, meski tondakan itu belum memecahkan semua masalah," kata Abraham Neguise, direktur South Wing to Zion, sebuah kelompok kepenasehatan Ethiopia.

Neguise mengatakan ada laporan-laporan belakanga ini mengenai penderitaan medis di kamp-kamp transito di daerah Gondar di Ethiopia.

Israel memberi kewarganegaraan otomatis pada orang-orang Yahudi yang berimigrasi. Sebagian besar orang Falash Mura harus menjalani ritual perubahan (agama) sebelum menerima kartu penduduk.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009