Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan menyiapkan dana siaga pangan sekitar Rp2 triliun hingga Rp3 triliun dalam APBN 2010 untuk mengantisipasi kemungkinan dampak buruk el nino pada 2010.

"Dalam pembahasan RAPBN 2010 diusulkan dana siaga pangan untuk menjaga stabilitas pangan," kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Jumat.

Menurut Bayu, dana siaga pangan itu tidak hanya untuk satu jenis komoditas pangan saja (beras) tetapi juga lainnya untuk stabilitas pangan.

Ia menyebutkan, penyediaan dana siaga merupakan satu dari empat langkah mengantisipasi dampak el nino yang akan terjadi pada akhir 2009 dan 2010.

"Antisipasi el nino sudah dilakukan sejak Maret 2009, pengalaman 10 tahun lalu (1997/1998) menunjukkan bahwa el nino merupakan fenomena alam reguler di belahan bumi, bentuknya kekeringan sehingga menyangkut ancaman kesediaan air dan pangan," katanya.

Antisipasi lain adalah memastikan stok beras pemerintah di Bulog aman yaitu harus lebih dari 1,5 juta ton. Tahun 2009 ini sekitar 1,6-1,7 juta ton.

"Dengan 1,6 juta ton sudah cukup untuk memenuhi raskin 4 bulan," katanya.

Antisipasi lain program beras untuk rakyat miskin (raskin) yang berubah menjadi beras bersubsidi (rasdi) akan dilanjutkan selama 12 bulan penuh dengan sasaran 17,5 juta rumah tangga sasaran (RTS).

Langkah lainnya adalah pemanfaatan hasil pendataan usaha tani (PUT) sehingga bantuan langsung dapat diberikan kepada petani sebagai pihak yang terkena dampak.

"PUT mencakup 17 juta usaha tani di mana di dalamnya ada identifikasi nama, alamat, luas lahan petani dimaksud," katanya.

Mengenai kemungkinan impor beras, Bayu mengatakan, sampai saat ini belum ada indikasi kebutuhan impor beras bahkan pengusaha minta untuk ekspor beras. (*)

Pewarta: handr
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009