Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar membantah sinyalemen yang menyebutkan pihak asing telah memperingatkan Indonesia tentang terjadinya serangan bom di kawasan Mega Kuningan tepatnya di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, Jumat pagi.

"Tidak ada itu, kapan pihak asing memberi peringatan seperti itu," kata Syamsir Siregar kepada wartawan saat mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjenguk para korban ledakan bom Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (MMC), Jumat.

Syamsir Siregar mengatakan, kejadian peledakan bom pada Jumat pagi sama sekali tidak terdeteksi sebelumnya.

Di sisi lagi, lokasi ledakan mendapat pengamanan ekstra ketat mengingat Hotel JW Marriot pernah dibom tahun 2003 silam.

"Pengamanan di kedua hotel tersebut sangat ketat dibanding hotel lain," katanya.

Syamsir Siregar juga enggan mengomentari kemungkinan kejadian peledakan bom kali ini dikaitkan dengan kelompok jaringan teroris atau berkaitan dengan penyelenggaraan Pilpres.

Dari laporan anak buahnya di lapangan, Syamsir Siregar memastikan tidak ada ancaman bom di daerah lain seperti Bali dan lainnya. "Insya Allah tidak ada," kata Syamsir Siregar.

Sedangkan menyangkut keterkaitan kasus ledakan bom di Jakarta dengan kasus penembakan di areal PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Syamsir mengatakan hal itu sedang dievaluasi dan didalami oleh pihak intelijen.

Presiden SBY mengunjungi para korban ledakan bom yang dirawat di RS MMC sekitar pukul14.30 WIB. Presiden yang didampingi Mensesneg Hatta Radjasa, Menkominfo Muhammad Nuh, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri langsung menemui para korban yang dirawat di lantai tiga RS MMC tanpa bisa diliput media massa.

Sebelum meninggalkan RS MMC, Presiden SBY berpesan agar mendoakan para saudara-saudara yang menjadi korban yang sedang dirawat. (*)

Pewarta: wibow
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009