Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan jajaran penegak hukum untuk melakukan investigasi cepat dan menyeluruh terhadap ledakan yang terjadi di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton di kawasan bisnis Mega Kuningan, Jakarta.

Dalam konferensi pers di halaman tengah Istana Negara, Jakarta, Jumat, Presiden Yudhoyono mengaku ledakan bom itu adalah musibah yang lolos dari pengawasan kepolisian yang selama lima tahun terakhir berhasil mencegah ancaman terorisme serta menyita bahan peledak untuk aksi terorisme itu.

"Lima tahun ini Polri telah menggagalkan dan berhasil mencegah terorisme, menyita bahan peledak, sudah bisa membongkar beberapa jaringan meski lolos hari ini terjadi musibah yang sangat merobek keamanan dan nama baik bangsa dan negara kita," tuturnya.

Presiden Yudhoyono menyebut aksi peledakan yang menewaskan sembilan orang itu sebagai titik hitam dalam sejarah Indonesia.

Ia mengatakan, aksi ledakan itu dilakukan oleh kelompok teroris, dan bisa jadi bukan dilakukan oleh kelompok terorisme yang telah dikenal selama ini.

Presiden dalam konferensi pers mengungkapkan informasi intelijen yang didapat sejak Pemilu Legislatif 2009 bahwa ada sekelompok teroris yang berlatih menembak dengan foto dirinya sebagai sasaran.

Presiden juga mengungkapkan informasi intelijen bahwa memang ada kelompok tertentu yang ingin melakukan aksi kekerasan terkait dengan hasil Pemilu 2009.

Meski demikian, Presiden meminta agar ledakan bom pada Jumat pagi itu tidak menimbulkan spekulasi tertentu sebelum hasil investigasi yang jelas.

"Terhadap semua intelijen itu, apakah terkait dengan aksi pemboman hari ini atau tidak terkait, saya menginstruksikan kepada semua jajaran penegak hukum untuk menjalankan tugas secara benar, obyektif, tegas, dan dapat dipertanggungjawabkan," tuturnya.

Menurut Presiden, dirinya menyayangkan peristiwa ledakan itu terjadi justru setelah rakyat merasa prihatin atas kegaduhan politik di tingkat elit selama masa kampanye Pemilu 2009 disertai dengan suara hasutan dan permusuhan yang sengaja terus dipelihara oleh segelintir kelompok.

Setelah menerima laporan dari pejabat negara terkait seperti Kapolri Jend Pol Bambang Hendarso Danuri, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar, Menko Polhukam Widodo AS, serta Panglima TNI Jend Djoko Santoso berserta kepala staf tiga angkatan, Presiden meyakini pihak kepolisian dapat mengungkap peristiwa ledakan seperti keberhasilan di waktu lalu.

"Saya juga menginstruksikan kepada para penegak hukum untuk mengadili siapa saja yang terlibat dalam aksi terorisme ini siapa pun dia dan apa pun status latar belakang politiknya," ujarnya. (*)

Pewarta: luki
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009