Kupang (ANTARA News) - Umat Islam di Nusa Tenggara Timur (NTT), saat memperingati Isra` Mi`raj Nabi Muhammad SAW 1430 Hijriah, Senin. mendoakan para korban ledakan bom di Hotel Ritz Carlton dan Hotel JW Marriott kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Jumat lalu.

Peringatan Isra` Mi`raj juga merupakan kesempatan untuk berzikir bersama bagi para  korban bom di dua hotel tersebut di Jakarta, kata ketua Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nusa Tenggara Timur (NTT), H. Abdul Kadir Makarim, di Kupang, Senin.

Menurut Makarim, tidak ada satu pun agama di muka bumi ini yang mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat kejahatan, apalagi membunuh orang lain dengan cara-cara yang tidak berperikemanusiaan seperti peristiwa peledakan bom itu.

"Agama apapun namanya di muka bumi ini, tidak pernah mengajarkan jemaah atau umatnya untuk melakukan perbuatan seperti itu. Karena itu pelaku dan otak pelakunya harus segera diusut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu," katanya.

Haji Makarim mengimbau semua umat Islam di NTT, untuk menjaga persatuan dan kesatuan, dengan tidak perlu terpengaruh dengan berbagai peristiwa yang menewaskan sembilan orang dan melukai lebih dari 50 orang di Mega Kuningan itu.

"Masyarakat NTT yang bersatu rukun dan damai, lewat tokoh lintas agama, telah sepakat untuk tidak terpengaruh dengan peristiwa bom Mega Kuningan yang menewaskan sembilan orang dan melukai lebih dari 50 orang itu," kata Haji Makarim.

Dikatakan, pascakejadian itu, Forum Komunikasi Antar-Umat Beragama (FKAUB) di NTT, bertemu dan sepakat untuk membantu para korban dengan doa, zikir dan sembahyang.

"FKAUB NTT yang terdiri atas kaum rohaniawan, agamawan dan awam, pascakejadian telah berkumpul dan menyepakati agar membantu korban dengan cara berzikir, berdoa dan sembahyang. Dan khusus untuk umat Islam di NTT, hari Isra` Mi`raj merupakan kesempatan yang baik untuk melakukan zikir," katanya.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009