Brussels (ANTARA News/Reuters) - Presiden FIFA, Sepp Blatter, menjamin kembali Belgia dan Belanda hari Senin bahwa pencalonan gabungan mereka untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia adalah sah, meskipun preferensinya untuk pencalonan tunggal, tetapi ia menolak memberikan dukungan semacam itu kepada Spanyol dan Portugal.

Jepang dan Korea Selatan menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2002, tetapi Blatter mengatakan FIFA tidak ingin mengulangi apa yang ia katakan akibatnya secara efektif, yakni dua Piala Dunia, dengan dua panitia penyelenggara, dua bahasa, dua mata uang, dan biaya ganda.

"Ini benar-benar berbeda," kata Blatter tentang pencalonan Belgia-Belanda dalam suatu kunjungan untuk bertemu dengan panitia penyelenggara di Brussels.

"Calon tuan rumah Belanda dan Belgia mestinya diterima, karena kami mempunyai bukti bahwa ada satu panitia penyelenggara ... Bila mereka bicara tentang Luxemburg juga, mereka adalah Benelux yang merupakan suatu kesatuan politik," katanya melanjutkan.

Blatter, yang juga mengunjungi Raja Belgia, Albert dan menerima bola coklat dari perdana menteri itu, menggambarkan pencalonan dari dua negara "penting" itu sebagai "menarik".

Kedua negara itu pernah secara bersama menjadi tuan rumah Kejuaraan Sepak Bola Eropa di tahun 2000.

Presiden FIFA itu kurang menyambut pencalonan bersama Spanyol-Portugal.

"Saya tidak mempunyai rinciannya," jawabnya ketika ditanya apakah pencalonan itu akan juga dianggap sebagai pengecualian.

Federasi Sepak Bola Spanyol telah menyatakan bahwa pihaknya akan melanjutkan pencalonan gabungannya, meskipun ada spekulasi dari media bahwa Madrid berencana mengajukan pencalonan sendiri.

Australia, Inggris, Indonesia, Jepang, Meksiko, Rusia, dan Amerika Serikat juga telah mencalonkan diri untuk menjadi tuan rumah turnamen tersebut di tahun 2018 atau 2022, selain pencalonan bersama Belgia/Belanda dan Spanyol/Portugal.

Qatar dan Korea Selatan telah mengirim formulir pencalonan hanya untuk Piala Dunia 2022.

Semua pencalonan awal diajukan bulan Maret. Pencalonan sepenuhnya mestinya diajukan Maret 2010, suatu keputusan untuk menentukan tuan rumah untuk kedua Piala Dunia itu akan ditetapkan bulan Desember.

Dengan Brasil akan menyelenggarakan putaran final Piala Dunia 2014, FIFA telah mengatakan bahwa negara Amerika Selatan tidak dapat mencalonkan diri untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 atau 2022. Negara-negara dari konfederasi benua yang sama tidak akan bisa menjadi tuan rumah kedua turnamen itu.

Blatter mengatakan prosedurnya akan melibatkan pemungutan suara pertama mengenai Piala dunia 2018 dan kemudian 2022, dan dari situ kemudian beberapa negara akan dapat dikeluarkan.

Franz Beckenbauer, kapten dan pelatih tim Jerman Barat yang memenangi Piala Dunia dan juga salah seorang dari 24 anggota Komite Eksekutif FIFA, awal bulan ini mengatakan ia yakin Eropa mestinya mendapat giliran di tahun 2018, dengan Australia menjadi calon kuat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2009