Kabul (ANTARA News/AFP) - Ledakan bom menewaskan empat tentara Amerika Serikat pada Senin di Afghanistan timur, kata pasukan pimpinan NATO dan tentara Amerika Serikat, saat kekerasan terkait Taliban meningkat di seluruh negara terkoyak perang itu.

"Empat anggota Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) tewas hari ini akibat serangan peledak rakitan (IED) di Afghanistan timur," kata pernyataan pasukan pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara (NATO) itu.

Letnan Robert Carr, jurubicara tentara Amerika Serikat, mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa keempat tentara itu dari Amerika Serikat, tapi tidak merinci tempat ledakan tersebut.

Tentara Barat tewas mencapai tingkat tertinggi di Afghanistan saat pemerintah asing menyebarkan tentara tambahan ke negara itu untuk mengurangi peningkatan perlawanan Taliban menjelang pemilihan presiden pada 20 Agustus.

Tentara Amerika Serikat tewas tercatat 747 orang, sementara 1.262 serdadu asing kehilangan nyawa di negara tersebut sejak 2001.

Terdapat sekitar 90.000 tentara asing, sebagian besar dari Amerika Serikat, Inggris dan Kanada, di Afganistan untuk menenangkan negara itu saat perlawanan Taliban mencapai tahap paling mematikan sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001.

Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menyatakan Amerika Serikat akan melakukan segalanya yang bisa untuk menemukan dan membebaskan seorang tentaranya, yang ditawan di Afganistan dan penahanannya diudarakan lewat video.

Video itu, yang beberapa bagiannya dikirimkan ke YouTube di Internet, memperlihatkan Prajurit Bowe Bergdahl (23 tahun) dari Idaho berpakaian tradisional Afgan ditayangkan dalam bahasa Inggris oleh penangkapnya menyeru tentara Amerika Serikat ditarik dari Afganistan.

"Kami mencoba melakukan segalanya kami bisa untuk menemukan dan membebaskannya," kata Clinton, yang di India, dalam wawancara diudarakan pada acara "Selamat Pagi Amerika" jaringan televisi Amerika Serikat ABC pada Senin.

"Itu betul-betul keterlaluan," katanya, "Itu tanda nyata keputus-asaan dan merupakan kejahatan sebagai bagian dari kelompok teroris, sehingga kami akan melakukan segalanya kami bisa untuk mendapatnya."

Tentara Amerika Serikat mengecam video itu dan menyatakannya propaganda Taliban, yang melanggar hukum antarbangsa.

Komandan Taliban Mawlavi Sangin menyatakan dewan pemimpin kelompok itu akan memutuskan nasib tentara tersebut, tapi ia menuduh tentara Amerika Serikat mengganggu dan menangkapi warga Afgan di Paktika dan Ghazni, propinsi tetanganya.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2009